Impor Barang RI dari Israel Naik 4 Kali Lipat, Terbanyak Mesin Pesawat
Badan Pusat Statistik mendata nilai impor nonmigas dari Israel naik hampir empat kali lipat secara tahunan pada Januari-Mei 2024 menjadi US$ 35,15 juta. Kenaikan tersebut didorong oleh impor mesin pesawat yang sebesar 820,78% per Mei 2024 menjadi US$ 1,3 juta atau sekitar Rp 20,89 miliar.
Dari dokumen yang diterima Katadata.co.id, total nilai impor mesin pesawat dari Israel pada Januari-Mei 2024 mencapai US$ 25,82 juta atau naik 755,54% secara tahunan. Importasi terbesar terjadi pada akhir kuartal pertama tahun ini atau hingga US$ 15,35 juta.
Namun, pertumbuhan terbesar terjadi pada importasi mesin atau peralatan listrik dari Israel yang naik lebih dari 12 kali secara bulanan per Mei 2024 menjadi US$ 3,86 juta. Adapun total nilai impor mesin atau peralatan listrik yang mencapai US$ 5,1 juta pada Januari-Mei 2024.
Komoditas terakhir yang menopang realisasi impor dari Israel adalah perkakas dan perangkat potong yang mencapai US$ 1,55 juta pada Januari-Mei 2024. Realisasi impor perkakas dan perangkat potong mencapai US$ 333.103 per Mei 2024 atau naik 38,84% secara tahunan.
Pada akhir 2023, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, aksi boikot produk-produk terkait Israel belum berdampak signifikan terhadap perdagangan internasional Indonesia. Sebab, kontribusi impor dari dua negara yang berkonflik yaitu Palestina dan Israel masih kecil.
Volume impor dari Israel sepanjang tahun lalu kurang dari 1%. Oleh karena itu kondisi politik Israel tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja perdagangan internasional Indonesia.
Di sisi lain, BPS mendata total nilai impor Indonesia mencapai US$19,4 miliar pada Mei 2024. Nilainya naik 14,82% dibanding April 2024 yang nilai total impornya US$16,9 miliar. Peningkatan impor pada Mei 2024 ditopang impor nonmigas yang naik 19,7% (mtm) menjadi US$16,65 miliar.
BPS mendata, 9 dari 10 golongan barang utama impor nonmigas meningkat. Komoditas mesin/peralatan mekanis dan bagiannya memiliki nilai impor tertinggi, yaitu US$2,89 miliar atau naik 30,17% (mtm).
Impor komoditas mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya naik 4,57% (mtm) menjadi US$2,23 miliar, diikuti impor besi dan baja yang naik 29,20% (mtm) menjadi US$949,6 juta.