Dampak El Nino, Tren Harga Cabai Mulai Naik

ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc.
Pedagang menata cabai dagangannya di kawasan Pasar Bina Usaha (PBU) Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Senin (8/7/2024). Menurut pedagang harga cabai merah sejak sepekan terakhir turun dari Rp80.000 per kilogram menjadi Rp45.000 hingga Rp35.000 per kilogram disebabkan melimpahnya pasokan cabai dari petani.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
9/8/2024, 14.20 WIB

Badan Pangan Nasional atau Bapanas mencatat, terjadi kenaikan harga selama dua pekan terakhir pada dua komoditas pangan, yakni cabai dan minyak goreng kemasan sederhana. Disisi lain, terdapat dua komoditas pangan  lain yang mengalami tren penurunan harga, yakni bawang dan telur ayam.

Berdasarkan data Bapanas, rata-rata nasional harga cabai merah keriting naik Rp 1.570 per kilogram menjadi Rp 45.680 per kg hari ini, Jumat (9/8). Pada periode yang sama, rata-rata nasional harga cabai rawit merah naik Rp 1.780 per kg menjadi Rp 68.660 per kg.

Harga cabai tertinggi ditemukan di Papua Pegunungan atau mencapai Rp 128.460 per kg untuk cabai rawit merah dan Rp 116.190 per kg untuk cabai merah keriting. Adapun harga cabai rawit merah di DKI Jakarta kini senilai Rp 76.730 per kg dan harga cabai merah keriting sekitar Rp 51.110 per kg.

Sementara itu, rata-rata nasional harga minyak goreng kemasan sederhana telah menembus Rp 18.000 per liter menjadi Rp 18.090 per liter hari ini, Jumat (9/8). Sementara itu, Kementerian Perdagangan mendata rata-rata nasional Minyakita di pasar kini Rp 16.400 per liter.

Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia Tunov Mondro Atmodjo sebelumnya memproyeksikan harga cabai berpotensi menembus Rp 70.000 per kilogram pada kuartal ketiga tahun ini. Menurut asosiasi para petani tersebut, kenaikan harga akan dipicu kondisi cuaca hingga September 2024.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi El Nino berpotensi terus terjadi hingga Agustus 2024. Dengan demikian, panen maupun tanam cabai pada Juli-Agustus 2024 terancam gagal karena kekeringan.

El Nino dapat membuat harga cabai merah keriting naik lebih dari 51,54% dan harga cabai rawit merah tumbuh lebih dari 33,1%. Tunov menilai,  harga cabai akan tidak bisa dikendalikan jika menembus Rp 75.000 per kg.

"Akan terjadi defisit cabai yang luar biasa secara nasional kalau tidak diantisipasi dengan baik. Kuartal ketiga harus dilalui dengan penuh kehati-hatian," kata Tunov kepada Katadata, Kamis (11/7).

Oleh karena itu, Tunov mengatakan pemerintah masih dapat memitigasi harga cabai agar masih bisa dikendalikan jika EL Nino berlanjut hingga Agustus 2024. Tunov mengatakan, petani cabai kini telah mendapatkan bantuan untuk menyiapkan mitigasi El Nino.

Selain itu, terdapat penambahan produksi dari lahan seluas 2.000 hektare bersama Kementerian Pertanian. Tunov mencatat lahan tersebut akan dikhususkan untuk membantu mengisi permintaan yang terganggu akibat El Nino.

Menurutnya, lahan tambahan tersebut tersebar di Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Adapun kelebihan produksi tersebut akan dicadangkan jika cuaca hingga September 2024 mendukung proses produksi cabai.

"Paling tidak produksi dari lahan tambahan bisa memberi efek ke daerah-daerah yang defisit cabai akibat El Nino," katanya.



Reporter: Andi M. Arief