Anggaran Minim, Rosan Pesimistis Capai Target Investasi Rp 1.905 T Tahun Depan
Menteri Investasi Rosan Perkasa Roeslani menargetkan investasi pada tahun depan dapat mencapai Rp 1.905,6 triliun. Namun Rosan pesimistis mencapai target tersebut lantaran anggaran kantornya hanya Rp 681,88 miliar.
Ia menghitung pagu indikatif Kementerian Investasi tahun depan hanya mencapai 43,39% dari angka yang diusulkan Rp 1, 57 triliun. Rosan menilai, minimnya anggaran tersebut akan menimbulkan konsekuensi. Salah satunya, sulit mencapai target investasi tahun depan.
"Anggaran yang disetujui tahun depan hanya untuk kegiatan rutin dan bita jadi kami harus mengkaji ulang pengoperasian Pusat Promosi Investasi Indonesia atau IIPC yang kini ada di sembilan negara," kata Rosan dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Selasa (3/9).
Sembilan negara yang dimaksud adalah Singapura, Jepang, Australia, Cina, Amerika Serikat, Taiwan, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, dan Inggris. Rosan menilai, IIPC di negara tersebut dapat ditutup lantaran tidak ada anggaran untuk perencanaan, promosi, dan hilirisasi.
Selain itu, menurut Rosan, minimnya anggaran bagi Kementerian Investasi berpotensi membuat pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan tidak mencapai target. Untuk diketahui, target investasi pada tahun depan naik 15,5% dibandingkan target tahun ini senilai Rp 1.650 triliun menjadi Rp 1.905,6 triliun.
Rosan menyampaikan pencapaian target investasi tahun depan penting agar pertumbuhan ekonomi nasional dapat mencapai 5,6%. Ia memaparkan kontribusi investasi pada nilai perekonomian nasional tahun depan mencapai 7,73%.
Ketua Tim Pemenangan Prabowo ini mengatakan, target investasi harus naik setiap tahunnya agar dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional lebih dari 6%. Target investasi pada 2029 diperkirakan mencapai Rp 2.793,3 triliun dengan target pertumbuhan ekonomi nasional 6,6%.
Rosan menghitung perlu ada dana segar hingga Rp 11.855,5 triliun agar pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh rata-rata 6,1% pada 2025-2029. Rosan menyampaikan pemerintah akan fokus menanamkan dana segar ke sektor hijau, infrastruktur konektivitas, transisi energi, hilirisasi, dan investasi berbasis ekspor. Selain pemenuhan anggaran, Rosan mengatakan perlu ada perbaikan konflik geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur.
"Gagalnya pencapaian target investasi tahun depan berdampak ke tingkat penciptaan lapangan kerja, penurunan pelayanan pada pelaku usaha, dan lain-lain," ujarnya.