Putus Pasokan Cina, AS Kucukan Rp 45 T untuk Bangun Manufaktur Baterai Listrik

BBC
Amerika Serikat akan membangun sejumlah proyek manufaktur baterai listrik untuk menggantikan pasokan Cina.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Agustiyanti
21/9/2024, 12.28 WIB

Departemen of Energy atau DOE Amerika Serikat berencana mengucurkan dana US$ 3 miliar atau setara dengan Rp 45 triliun untuk 25 proyek sektor manufaktur baterai listri di 14 negara bagian. Proyek-proyek tersebut diharapkan akan menggantikan produksi bateral dan mineral penting dari Cina. 

Penasihat iklim Gedung Putih, Ali Zaidi mengatakan, dana tersebut akan mendatangkan investasi mencapai US$ 16 miliar pada proyek fasilitas produski mineral kritis yang diproses, komponen baterai, manufaktur baterai, dan daur ulang baterai. Proyek-proyek tersebut akan membuka lapangan pekerjaan hingga 12 ribu di bidang produksi dan konstruksi.

"Keamanan mineral sangat penting untuk keamanan iklim. Ini memposisikan AS untuk memimpin generasi berikutnya dari teknologi baterai - dari baterai solid-state hingga kimia baru lainnya," ujar Ali dikutip Reuters, Sabtu (21/9).

Dana tersebut rencananya akan tersebar kepada beberapa perusahaan, berikut daftarnya:

  • Albermarle diperkirakan menerima US$ 67 juta untuk proyek produksi bahan anoda untuk pembuatan baterai lithium-ion generasi berikutnya di Carolina Utara.
  • Honeywell yang akan memproduksi garam elektrolit dalam skala komersial di Lousiana diperkirakan menerima dana sebesar US$ 126,6 juta.
  • Dow diperkirakan menerima US$ 100 juta untuk memproduksi pelarut karbonat berkualitas baterai untuk elektrolit baterai lithium-ion. 
  • Clarios Circular Solutions, yang bermitra dengan SK ON dan Cosmo Chemical, diperkirakan menerima US$ 150 juta untuk proyek di Carolina Selatan untuk mendaur ulang bahan limbah produksi baterai lithium-ion dari SK ON, unit baterai dari SK Innovation. Sebagian besar limbah produksi AS saat ini masih diekspor oleh pedagang material untuk diproses sebagian besar di China
  •  SWA Lithium diperkirakan menerima US$ 225 juta untuk produksi karbonat lithium yang digarap bersama oleh Standard Lithium dan Equinor menggunakan teknologi Direct Lithium Extraction (DLE).
  • TerraVolta Resources diperkirakan mendapatkan dana dari DOE sebesar US$ 225 juta untuk memproduksi lithium dari brine menggunakan DLE.
  • Revex Technologies, diperkirakan menerima US$ 145 juta untuk pembangunan tiga fasilitas pengolahan limbah dari tambang nikel primer di Michigan.
  •  South32 Hermosa di Patagonia, Arizona diperkirakan menerima US$ 166 juta untuk penambangan mangan sulfat monohidrat murni tinggi (HPMSM) untuk kimia baterai kendaraan listrik. 
  • Proyek HPMSM lainnya di Louisiana untuk Element 25, dari bijih mangan yang bersumber dari tambang Element 25 di Australia Barat diperkirakan menerima US$166,1 juta.
  • Group14 Technologies akan menerima US$200 juta untuk mengembangkan pabrik manufaktur silane berbasis di AS di Moses Lake, Washington. Sumber silane terbesar saat ini berasal dari China, yang merupakan bahan yang dibutuhkan untuk baterai silikon.
  • Birla Carbon diperkirakan akan menerima US$150 juta untuk grafit sintetis generasi berikutnya yang tidak akan menggunakan bahan dari China.

Namun demikian, proyek-proyek yang terpilih harus menyelesaikan negosiasi dan tinjauan lingkungan sebelum menerima dana.

Reporter: Djati Waluyo