ESDM: Produksi Batu Bara Cair Masih Tersendat Harga dan Emisi

ANTARA FOTO/Andri Saputra/foc.
Ilustrasi.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
24/9/2024, 15.34 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM menyebut, pembahasan terakhir terkait upaya untuk mendorong eksekusi proyek batu bara cari  masih tersendat. Investasi pada proyek tersebut masih terhambat oleh harga dan emisi yang dihasilkan. 

Kepala Balai Besar Pengujian Mineral dan Batu Bara ESDM Yose Rizal mengatakan pemerintah telah menggelar Focus Group Discussion atau FGD dengan PT Pertamina dan beberapa badan usaha batu bara untuk mendorong investasi pada proyek batu bara cair. Menurut dia, tak ada lagi masalah terkait teknologi dalam pembuatan batu bara cair di dalam negeri.

Namun demikian, menurut dia, masih ada dua masalah yang dihadapi yang menghambat investasi, yakni harga jual dan emisi yang dihasilkan. Yose mengatakan, batu bara cair masih menghasilkan emisi saat digunakan sehingga tidak sepenuhnya masuk dalam kategori batu bara bersih. 

Oleh karena itu, menurut dia, belum ada rekomendasi dari FGD yang telah digelar pemerintah terkait produksi batu bara bersih. Untuk diketahui, rekomendasi tersebut menjadi penting lantaran menjasi dasar produksi batu bara bersih di dalam negeri.

"Jadi, kami masih belum bisa memutuskan bagaimana produksi batu bara bersih pada masa depan," katanya. 

Kementerian ESDM mencatat, Indonesia saat ini memiliki sumber daya batu bara sebesar 97,29 miliar ton dan cadangan sebesar 31,71 miliar ton. Angka ini terdiri dari 70 % batu bara kualitas rendah dan 30% sisanya adalah batu bara kualitas tinggi dan medium.

Sebagian besar sumber daya dan cadangan tersebar di Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Jambi. Sisanya tersebar di Jambi, Riau, Kalimantan Utara, Aceh, Bengkulu, Sumatera Barat dan Papua, Sulawesi Barat, Jawa bagian barat.

Adapun batu bara dapat diolah menjadi enam produk turunan, baik sebagai bahan baku industri maupun sumber energi.

Enam produk pengembangan batu bara yang dapat dilakukan saat ini adalah peningkatan kualitas batubara (coal upgrading), briket batubara, kokas, batubara cair, dan gasifikasi batubara, termasuk gasifikasi batubara bawah tanah.

Reporter: Andi M. Arief