Mendag Musnahkan 1.100 Ton Komponen Atap Baja Ringan karena Tak Sesyai Standar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengenakan sanksi administrasi kepada PT Sumber Abadi Steel karena memproduksi baja profil siku sama kaki yang tidak sesuai Standar Nasional Indonesia atau SNI. Sanksi yang dimaksud adalah melebur seluruh baja profil siku sama kaki yang ditemukan pihak berwajib.
Zulhas mendata, total baja yang harus dilebur ulang oleh Zulhas mencapai 1.100 ton atau senilai Rp 11 miliar. Ketua Umum PAN ini menekankan pemusnahan baja profil siku sama kaki yang tidak sesuai standar harus dihancurkan untuk melindungi konsumen lokal.
"Jangan sampai baja profil siku sama kaki yang tidak sesuai standar digunakan oleh konsumen karena konsumen tidak bisa memeriksa satu per satu baja yang digunakan dalam membangun sebuah bangunan," kata Zulhas di Pabrik Sumber Abadi, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (26/9)
Baja profil siku sama kaki merupakan komponen utama dalam pembuatan atap sebuah rumah. Dengan demikian, ketebalan dan ukuran menjadi standar yang harus dipenuhi untuk menjaga kekuatan atap.
Zulhas menilai Sumber Abadi dapat dikenakan sanksi pidana jika baja profil siku sama kaki non standar tersebut menjadi penyebab robohnya sebuah bangunan. Oleh karena itu, pemusnahan baja profil siku sama kaki tersebut menjadi penting untuk melindungi konsumen dan kelancaran produksi Sumber Abadi.
Baja profil siku sama kaki besutan Sumber Abadi tidak memiliki Nomor Pendaftaran Barang dan tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia. Dengan kata lain, baja tersebut diperdagangkan secara ilegal dan memiliki dimensi yang lebih kecil.
Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag Rusmin Amin mengatakan, baja profil siku sama kaki besutan Sumber Abadi akhirnya lebih murah karena lebih kecil dan lebih tipis dari yang seharusnya. Menurutnya, harga baja profil siku sama kaki sesuai standar lebih mahal hingga Rp 20.000 per kilogram.
Walau demikian, Rusmin mengaku belum menghitung potensi penyelamatan kerugian dari peleburan baja profil siku sama kaki non standar tersebut. "Cukup tinggi itu selisihnya antara baja standar dan non standar ini," kata Rusmin.
Indonesian Iron and Steel Industry Association atau IISIA sebelumnya menyatakan industri baja nasional siap mendukung proyek-proyek konstruksi pemerintah selanjutnya. Pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto kemungkinan melanjutkan pembangunan Ibu Kota Nusantara dan menargetkan pembangunan 3 juta unit rumah per tahun.
Co-Executive Director IISIA Yerry Idroes mengatakan 52% baja buatan lokal disalurkan ke sektor konstruksi. Ia menilai, pembangunan IKN dan target 3 juta rumah tidak akan meningkatkan pangsa pasar sektor konstruksi dan membebani sektor manufaktur lainnya.
"Kami masih ada kemampuan karena utilisasi industri baja nasional masih ada lantaran masih di bawah 80%. Sektor manufaktur lain tidak usah khawatir karena kemampuan produksi industri baja nasional masih ada," kata Yerry di Kampus Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Selasa (23/7).
Yerry menekankan, industri baja nasional akan berjalan baik jika tidak ada gejolak di pasar nasional. Walau demikian, ia mengatakan faktor internasional berpotensi mempengaruhi proses produksi baja lokal.