Utilisasi pabrik-pabrik baja di dalam negeri saat ini masih mencapai 80% sehingga dapat dimaksimalkan jika ada kenaikan permintaan untuk pembangunan IKN hingga 3 juta unit rumah per tahun.
Association atau IISIA menilai perang dagang membuat peluang ekspor baja Indonesia terbuka luas karena baja dari Cina tidak bisa masuk ke pasar Amerika Serikat.
Industri baja merupakan tulang punggung perekonomian dengan proyeksi emisi karbon sebesar 24,9 juta ton pada 2030. Perlu peta jalan dekarbonisasi industri baja nasional untuk transisi ke green steel.
Neraca perdagangan Indonesia menyumbang surplus sebesar Rp 72,51 triliun pada Maret 2024. Kinerja perdagangan Indonesia naik dibandingkan bulan sebelumnya, tapi turun secara tahunan.
Kemenkeu akan terus memantau dampak perlambatan global terhadap ekonomi nasional. Sebab, perlambatan ekonomi global berdampak pada neraca perdagangan dan ekspor Indonesia.
BPS melaporkan nilai ekspor Indonesia anjlok baik secara bulanan maupun tahunan pada Februari 2024. Penurunan terjadi pada ekspor di sektor migas dan nonmigas terutama di Cina.
Pada 2040 pemanfaatan nikel masih didominasi untuk produksi baja anti karat atau stainless steel meski untuk produksi baterai kendaraan listrik meningkat signifikan.