Hashim: Pertumbuhan Ekonomi Bisa Capai 9% dari Program 3 Juta Rumah per Tahun
Wakil Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Hashim Djojohadikusumo memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada pemerintahan baru dapat mencapai 9%. Angka tersebut lebih tinggi dari target semula yang sebesar 7% sampai 8%.
Penambahan 1% akan berasal dari program 3 juta rumah per tahun. "Bukan hanya industri perumahan yang cerah pada pemerintahan selanjutnya, tapi juga industri penunjang perumahan. Jadi, multiplier effect-nya besar," kata Hashim di Menara Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Jakarta, Senin (7/10).
Industri penunjang konstruksi terdiri dari 175 jenis. Karena itu, ia optimistis peningkatan produksi rumah dapat menambah pertumbuhan ekonomi nasional hingga 1% per tahun.
Pembangunan tiga juta rumah per tahun menjadi jawaban kebutuhan hunian yang tinggi di dalam negeri. Hashim mengatakan, saat ini ada 10,7 juta keluarga sedang mengantri ketersediaan rumah terjangkau dan 27 juta keluarga tinggal di rumah tidak layak huni.
Di samping itu, Badan Pusat Statistik mendata total kebutuhan atau backlog rumah mencapai 9,9 juta unit pada akhir tahun lalu. Dengan demikian, pasar perumahan nasional mencapai 47,6 juta unit.
"Prabowo menargetkan dapat membangun 10 juta unit apartemen di kawasan perkotaan dan 20 juta rumah di pedesaan. Totalnya 30 juta rumah. Impiannya kan dia memerintah dua periode," kata Hashim.
Bangun Apartemen di Perkotaan
Hashim berpendapat, program tiga juta rumah akan menjaga pertumbuhan populasi nasional di tengah kondisi generasi milenial dan Z yang enggan memiliki anak. Pilihan ini terjadi karena harga rumah di kawasan perkotaan sangat mahal.
"Ada anekdot generasi milenial dan Z hanya mampu membeli rumah di Purwakarta, Jawa Barat. Mereka sudah tidak bergairah saat bertemu pasangan di malam hari karena capek berjalan jauh dari Jakarta (untuk bekerja)," katanya.
Karena itu, pembangunan satu juta unit apartemen per tahun di kawasan perkotaan menjadi penting. Pengembang akan melakukannya harus memiliki kemampuan modal tinggi.
Untuk pembangunan dua juta unit rumah per tahun di pedesanaan, Hashim menyebut, akan dikerjakan oleh koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta Badan Usaha Milik Desa (BUMD).
Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono optimistis target pembangunan tiga juta rumah per tahun dapat tercapai di pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Optimisme ini muncul seiring rencana Prabowo memecah Kementerian PUPR dan membentuk Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Berdasarkan paparan Kementerian PUPR, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman dapat menggunakan anggaran hingga Rp 53 triliun pada tahun depan. Angka tersebut diyakini dapat mengurangi backlog rumah yang mencapai 9,9 juta unit.
"Saya kira pemisahan antara Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu bagus sekali. Jadi, Kementerian Perumahan dapat lebih fokus menekan angka backlog rumah," kata Basuki di kantornya,Jumat (4/10).
Presiden Jokowi memiliki program 1 juta unit rumah selama pemerintahannya. Kementerian PUPR mendata, total rumah yang terbangun pada 2015-2024 mencapai 10,2 juta unit. Dengan kata lain, rata-rata rumah yang terbangun pada periode tersebut adalah 1,02 juta rumah.
Namun, pemerintah membangun 1,6 juta unit rumah atau 15,68% dari total rumah terbangun 2015-2024 dengan anggaran negara. Mayoritas atau lebih dari 93% rumah yang dibangun pemerintah dilakukan melalui program Pembangunan Baru Rumah Swadaya.
Mayoritas pembangunan rumah tersebut dilakukan dengan menyalurkan bantuan tunai senilai Rp 35 juta per unit. Secara rinci, Rp 30 juta dipakai sebagai komponen pembangunan rumah, sementara itu Rp 5 juta digunakan sebagai upah pekerja konstruksi program tersebut.