Mendag Kejar Kesepakatan Dagang RI-Eropa yang Mandek 8 Tahun di 100 Hari Pertama

Katadata/Andi M. Arief
Mantan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan serah terima jabatan kepada Menteri Perdagangan yang baru, Budi Santoso pada Senin (21/10).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
21/10/2024, 16.16 WIB

Menteri Perdagangan Budi Santoso menargetkan Perjanjian Kemitraan Perekonomian Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa atau IEU-CEPA dapat terbit pada tahun ini. Perjanjian perdagangan bebas yang dimulai pada 2016 ini akan rampung dalam 100 hari kerja kepemimpinannya di Kemendag.

Menteri Perdagangan ke-50 Zulkifli Hasan sebelumnya telah mengultimatum pihak Uni Eropa untuk segera menyetujui IEU-CEPA tersebut. Perundingan IEU-CEPA telah memasuki putaran ke-18 sejak dibahas pertama kali pada 18 Juli 2016.

"Masih ada beberapa klausul yang pembahasannya masih ditunda. Penyelesaian IEU-CEPA harus saling menguntungkan. Jadi, kami masih mengkaji lagi, mudah-mudahan segera ada solusinya," kata Budi di kantornya, Senin (21/10).

Budi mengaku negosiasi IEU-CEPA masih berlangsung saat ini dan berkomitmen mencari solusi terbaik untuk mengakhiri kebuntuan perundingan dagang tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menyebut, ada tiga hal yang membuat negosiasi perjanjian tersebut alot, yakni terkait perpajakan, bea keluar, dan volume impor.

Masalah sistem perpajakan, menurut Airlangga, diajukan oleh Uni Eropa. Mereka mengajukan sistem perpajakan melalui transmisi elektronik.

"Saat kami bicara dengan Uni Eropa sembilan tahun yang lalu dalam perundingan IEU-CEPA, tidak ada pembahasan perpajakan melalui transmisi elektronik. Itu hanya muncul belakangan ini," kata Airlangga di Menara Kadin, Rabu (2/10).

Airlangga mengatakan, dua pembahasan lain yang menghambat penerbitan IEU-CEPA terkait relaksasi bea keluar dan volume impor. Ia tidak menjelaskan pihak mana yang mengajukan kedua hal tersebut. Namun, Airlangga menyampaikan salah satu sisi menginginkan agar volume ekspornya meningkat tanpa peningkatan volume impor.

"Satu sisi tidak hanya bisa mendapatkan satu hal saja dalam perjanjian dagang. Ini bagaimana kami dan Uni Eropa menyeimbangkan impor dan ekspor," katanya.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini optimistis Indonesia dapat mengambil untung dari IEU-CEPA. Pemerintah telah memiliki pengalaman positif dari perjanjian perdagangan bebas dengan Cina.

Menurut Airlangga, IEU-CEPA akan berdampak baik bagi industri Tekstil dan Produk Tekstil nasional. Sebab, produk TPT yang dikirim ke Eropa kini dikenakan bea masuk hingga 20%.

"Perundingan IEU-CEPA harus dilakukan bersama dengan Kadin. Sebab, produk TPT lokal dikenakan bea masuk 20% ke Eropa, tapi kalau TPT dari Vietnam bea masuknya 0%," ujarnya.

Reporter: Andi M. Arief