Program 3 Juta Rumah, Pengusaha Keramik Prediksi akan Ada Investasi Baru Rp 20 T

ANTARA FOTO/Abdan Syakura/agr/YU
Pemerintah menargetkan dapat membangun 3 juta rumah per tahun.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
25/10/2024, 14.03 WIB

Asosiasi Aneka Keramik Indonesia atau Asaki memproyeksi ada potensi tambahan investasi senilai Rp 20 triliun di industri keramik pada 2027. Investasi tersebut berpotensi terealisasi jika program tiga juta rumah berjalan lancar dan pasar keramik lokal dilindungi.

Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengatakan, program tiga juta rumah dapat menambah permintaan keramik baru sekitar 100 juta meter persegi. Angka tersebut setara dengan 16% dari kapasitas terpasang saat ini yang mencapai 625 juta meter persegi.

"Kami optimistis program tiga juta rumah segera mendongkrak utilisasi industri keramik nasional, bahkan dapat merangsang terjadi investasi baru," kata Edy kepada Katadata.co.id, Jumat (25/10).

Edy mencatat, utilisasi industri keramik di dalam negeri baru sebesar 64% per Oktober 2024. Angka tersebut diperkirakan naik menjadi 85% pada tahun depan dan mencapai 95% pada 2026.

Ia menekankan industri keramik nasional siap menyerap seluruh tambahan permintaan tersebut. Namun peningkatan utilisasi pada 2026 akhirnya akan membuat industri keramik harus menambah kapasitas terpasang sebesar 75 juta meter persegi atau sekitar Rp 20 triliun pada 2027. 

"Investasi itu lumayan besar dan berpotensi menyerap 10.000 tenaga kerja baru," katanya.

Selain program tiga juta rumah, Edy mengatakan peningkatan utilitas dapat terjadi jika wacana penghapusan pajak properti sebesar 16% terjadi. Pemerintah berencana menghapus Pajak Pertambahan Nilai pada pembelian properti yang kini dikenakan 11% dan penghilangan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan sebesar 5%.

Edy meramalkan konsumsi keramik per kapita di dalam negeri akan naik dari posisi saat ini antara 2,5 sampai 3 meter persegi. Menurutnya, angka tersebut masih rendah jika dibandingkan dengna capaian di negeri jiran.

Ia mencatat konsumsi keramik per kapita di Malaysia dan Thailand telah mencapai 3 sampai 3,5 meter persegi. Sementara itu, Vietnam telah mencapai lima meter persegi dan konsumsi keramik per kapita di Cina adalah enam meter persegi.

"Jadi, program tiga juta rumah sangat masuk akal bagi industri keramik nasional. Kami sangat menyambut baik program tersebut," ujarnya.

Namun, ia meningkatkan,  peningkatan utilisasi tersebut hanya dapat terjadi jika pemerintah menerbitkan aturan Bea Masuk Tindakan Pengamanan atau BMTP sebesar 13% pada bulan depan. Aturan Bea Masuk Anti Dumping yang akan terbit pada awal bulan ini hanya 30% sampai 50%.

Edy menyampaikan, perlindungan pasar domestik dengan BMAD dapat efektif jika besarannya antara 70% sampai 100%. Jika pemerintah kembali menambah perlindungan, Edy mengatakan asosiasi akan otomatis mengubah target produksi tahun depan.

Karena itu, Edy mendorong pemerintah memulai program tiga juta rumah pada 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. "Jadi, program tiga juga rumah membuat isu kelebihan kapasitas terpasang di industri keramik menjadi tidak ada lagi," ujarnya.

Reporter: Andi M. Arief