Berita Keramik Terbaru dan Terkini Hari Ini - Katadata.co.id

Pengusaha khawatir keramik asal Cina akan masuk dalam jumlah besar jika aturan bea masuk anti dumping atau BMAD tak kunjung terbit.0

Pemerintah akan menentapkan bea masuk anti dumping (BMAD) untuk produk impor keramik sebesar 45%-50%.

Kementerian Perdagangan menargetkan, perpanjangan Bea Masuk Tindakan Perlindungan untuk kain dan Bea Masuk Anti Dumping untuk keramik terbit pada bulan depan.

Kementerian Perindustrian menyebut penyebab terpuruknya industri keramik di Indonesia adalah harga gas yang tinggi dan masuknya produk impor dengan harga murah.

Pemerintah akan merevisi Permenperin tentang pemberlakuan SNI terhadap ubin keramik sebagai respons terhadap keluhan pengusaha terkait banjir keramik impor ilegal dari Cina.

Kementerian Perdagangan akan meningkatkan perlindungan pada industri keramik lokal dalam waktu dekat dengan pengenaan bea masuk anti dumping (BMAD).

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia mendorong pemerintah menerapkan aturan kewajiban pasar domestik atau DMO produksi gas pada Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Energi Nasional.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebutkan pemerintah bakal mengenakan bea masuk pada tujuh item atau komoditas impor dari berbagai negara. Bagaimana aturan yang bakal diterapkan?

Asaki mendorong pemerintah menerapkan bea masuk anti dumping atau BMAD terhadap keramik impor dari Cina hingga 200%. Produk dari Negeri Panda tersebut terbukti melakukan praktik dumping.

Pengusaha keramik meminta pemerintah memberlakukan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap impor produk ubin keramik dari Cina hingga 199%.

Pengusaha menduga pemerintah Cina melakukan praktek dumping yang membuat neraca perdagangan keramik defisit US$ 1,3 miliar pada Januari-Mei 2024.

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia atau Asaki meminta pemerintah untuk mengenakan Bea Masuk Anti Dumping atau BMAD kepada keramik asal Cina hingga 75%.

Kemenperin menekankan perlunya mengendalikan peredaran keramik asal Cina di dalam negeri karena dapat menganggu industri.

Kementerian Perindustrian menyatakan produk keramik asal Cina membanjiri pasar dalam negeri saat ini.

Pelemahan rupiah menyebabkan bahan baku impor menjadi mahal sehingga berdampak pada biaya produksi sejumlah industri, termasuk keramik.