Menteri Maruarar Ingin Manfaatkan Tanah Sitaan untuk Program 3 Juta Rumah
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menemukan tanah seluas 1.000 hektare di Banten hasil sitaan Kejaksaan Agung. Ia ingin agar tanah tersebut dapat digunakan sebagai modal program tiga juta rumah pada tahun depan.
Namun, ia mengaku harus meminta izin Kementerian Keuangan dan Kementerian Pertanahan sebelum menggunakan lahan tersebut. Menurutnya, tanah untuk program tiga juta rumah dapat dipasok oleh negara dengan skema tersebut.
"1.000 hektare itu baru dari satu perusahaan atau satu orang. Luas tanah sitaan yang berpotensi jadi modal program tiga juta rumah itu banyak," kata Maruarar di Auditorium Kementerian PUPR, Senin (28/10).
Selain tanah sitaan aparat penegak hukum, Maruarar berencana menggunakan tanah sitaan perbankan hasil kredit macet. Ia pun mengajak sektor swasta untuk dapat berkontribusi melalui dua cara, yakni menyumbangkan tanah atau membantu konstruksi dalam program tiga juta rumah.
Maruarar menjelaskan penyediaan tanah sitaan pada akhirnya dapat menekan harga konstruksi rumah dalam program tersebut. Adapun harga tanah berkontribusi hingga 40% pada biaya konstruksi rumah.
Ia menargetkan dapat membangun 3,44 juta rumah baru sepanjang tahun depan. Sebanyak 3 juta unit untuk masyarakat dengan penghasilan di bawah Rp 3,1 juta per bulan, 340.000 unit untuk masyarakat dengan penghasilan Rp 3,1 juta sampai Rp 8 juta per bulan, dan 100.000 rumah untuk masyarakat berpenghasilan di atas Rp 8 juta.
Seluruh rumah untuk masyarakat miskin rencananya mendapatkan subsidi angsuran senilai Rp 21,6 triliun. Adapun, masyarakat dengan penghasilan Rp 3,1 juta sampai Rp 8 juta akan mendapatkan bantuan berupa Subsidi Selisih Bunga, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, dan Tabungan Perumahan Rakyat dengan total nilai Rp 1,48 triliun.
Masyarakat berpenghasilan tinggi akan mendapatkan bantuan premi asuransi senilai Rp 240 miliar pada tahun depan. Alhasil, Maruarar memaparkan anggaran yang dibutuhkan untuk program tiga juta rumah tahun depan mencapai Rp 23,32 triliun.