Artas Energi akan Bangun Pabrik Bahan Baku Pipa Seamless, Rampung 2028

Katadata/Mela Syaharani
PT Artas Energi Petrogas berencana membangun pabrik bahan baku pipa tanpa sambungan las atau seamless yang ditargetkan rampung pada 2024.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
6/11/2024, 16.52 WIB

PT Artas Energi Petrogas berencana membangun pabrik bahan baku pipa tanpa sambungan las atau seamless yang ditargetkan rampung pada 2024. CEO Artas Energi Petrogas menjelaskan, bahan baku pipa seamless ini berasal dari bijih besi atau bekas metal yang diolah hingga berbentuk billet atau logam batangan.

“Kami akan bangun hingga pabrik billetnya,” kata Jose saat ditemui di Jakarta pada Rabu (11/6).

Dia menjelaskan, pembangunan pabrik membutuhkan proses yang panjang sehingga membutuhkan waktu lebih dari dua tahun. Adapun pembangunan pabrik bahan baku ini merupakan langkah lanjutan dari peresmian pabrik pipa seamless yang diresmikan hari ini (11/6) oleh Kementerian Perindustrian. Jose mengatakan, pabrik pipa berkapasitas 250 ribu ton ini baru mencapai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebanyak 43%.

“Indonesia punya bahan bakunya, tinggal investasinya di peralatan agar billet ini dapat kami produksi. Kalau sampai ke pembuatannya billetnya artinya TKDN mencapai 90%,” ujarnya.

Jose menyebut pihaknya memiliki beberapa pilihan lokasi pembangunan pabrik bahan baku, seperti di Indonesia barat atau Indonesia timur. Namun hingga saat ini perusahaan belum menentukan lokasi tersebut karena masih harus melihat potensi pasar yang akan menyerap hasil produksinya.

“Sebetulnya kalau dibangun di Cilegon posisinya tengah-tengah, bisa pasok ke barat dan timur Indonesia. Tetapi tidak menutup kemungkinan kami akan mendekat ke pasar yang akan besar nanti,” ucapnya.

Pasar yang dimaksud adalah di sekitar lokasi temuan dan proyek gas berukuran jumbo di Indonesia timur, seperti proyek Lapangan Abadi Masela dan proyek Laut Dalam di Selat Makassar.

Kapasitas produksi Lapangan Abadi Masela diharapkan mencapai 9,5 juta metrik ton per tahun atau MTPA LNG, 150 juta standar kaki kubik per hari atau MMSCFD gas pipa, dan sekitar 35.000 barel kondensat per hari atau BCPD. Proyek ini ditargetkan beroperasional pada kuartal IV 2029. 

Sementara proyek IDD menurut Kementerian ESDM memiliki sumber daya mencapai 6,7 triliun kaki kubik jika digabung dengan potensi sumur Geng North.

“Jadi kami melihat ada kemungkinan besar pabrik ini bisa kami adakan di daerah timur, supaya lebih dekat ke pasar. Karena ini bisa mengurangi biaya pengiriman yang bermanfaat untuk kami,” katanya.

Ia mengatakan, sektor yang paling bnyak menyerap pabrik pipanya adalah migas, jumlahnya mencapai 80-90%. Namun, produk pipa seamless-nya juga dapat digunakan untuk sektor industri hingga pertahanan.

Reporter: Mela Syaharani