Berau dan Alamtri akan Bangun Rusun di Kalimantan, Bagian Program 3 Juta Rumah

ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/YU
Dua pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Jagakarsa, Jakarta, Jumat (19/7/2024).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing
28/11/2024, 15.37 WIB

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait mengatakan akan ada dua rumah susun atau rusun baru di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan pada tahun depan. Pembangunannya akan dimulai pada Desember 2024.

Politikus Partai Gerindra yang akrab disapa Ara ini menyampaikan rusun itu dibangun oleh dua perusahaan tambang, yakni PT Berau Coal Energy dan PT AlamTri Resources Indonesia Tbk (dulu bernama PT Adaro Energy Tbk).

Secara rinci, Berau akan membangun rusun di Kalimantan Timur, sedangkan Alamtri mendukung konstruksi di Kalimantan Selatan. "Tujuannya adalah membangun, mengisi, dan memberikan unit rusun kepada rakyat. Jadi, kami memang kerja keroyokan untuk memenuhi target tiga juta rumah per tahun," kata Ara di Rusun Pasar Rumput, Jakarta, Kamis (28/11).

Ada pula empat konglomerat yang akan membangun rusun sebagai wujud program tanggung jawab sosial atau CSR. Keempatnya adalah Barito Group, Sinarmas Group, Agung Sedayu Group, dan PT Harum Energy Tbk.

Ara sebelumnya menyebut butuh dana Rp 23,32 triliun untuk merealisasikan target pembangunan 3,44 juta rumah sepanjang 2025. Dana ini tidak akan seluruhnya ditanggung oleh negara. Ara berencana memanfaatkan sebagian dana CSR yang dikeluarkan pengusaha domestik untuk berkontribusi dalam pemenuhan dana tersebut.

Target pembangunan 3 juta unit rumah akan ditujukan untuk masyarakat miskin atau berpenghasilan di bawah Rp 3,1 juta per bulan. Sebanyak 340 ribu unit untuk masyarakat dengan penghasilan Rp 3,1 juta sampai Rp 8 juta per bulan dan 100 ribu unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan di atas Rp 8 juta. 

Seluruh rumah untuk masyarakat miskin direncanakan mendapatkan subsidi angsuran senilai Rp 21,6 triliun. Masyarakat dengan penghasilan Rp 3,1 juta sampai Rp 8 juta akan mendapatkan bantuan berupa subsidi selisih bunga, fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), dan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) dengan total nilai Rp 1,48 triliun.

Untuk masyarakat berpenghasilan tinggi akan mendapatkan bantuan premi asuransi senilai Rp 240 miliar pada tahun depan. Dengan demikian, menurut dia, anggaran yang dibutuhkan untuk program tiga juta rumah tahun depan mencapai Rp 23,32 triliun.

Reporter: Andi M. Arief