Menteri PU Dody Siapkan Rp 12 T untuk Infrastruktur Dukung Swasembada Pangan
Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo telah mengantongi anggaran lebih dari Rp 21 triliun untuk membangun jaringan irigasi yang dapat mengairi 2,3 juta hektar lahan pertanian pada tahun depan. Pembangunan infrastruktur ini akan menunjang target swasembada pangan pada tahun depan.
Target swasembada pangan dipercepat dari target sebelumnya pada 2028 menjadi 2027. Dody mengaku mendapatkan arahan dari Presiden Prabowo Subianto agar target tersebut kembali dipersingkat menjadi tahun depan.
"Kami akan fokus dalam membangun irigasi dan menyelesaikan sisa bendungan yang masih dalam tahap konstruksi pada tahun depan," kata Dody di kantornya, Jumat (6/12).
Ia menyampaikan, rencana tersebut telah dikoordinasikan dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Dody sebelumnya telah melakukan rapat dengan Amran di Kantor Kementerian Pertanian kemarin, Kamis (5/12).
Amran menjelaskan, penguatan irigasi pada tahun depan akan mengairi 851.000 hektare lahan rawa, 500.000 hektare sawah baru, dan 1 juta hektare sawah eksisting. Menurutnya, pembangunan irigasi di lahan rawa dan sawah eksisting dapat meningkatkan indeks pertanaman dari satu kali setahun menjadi tiga kali setahun.
Selain irigasi, Amran mengatakan, ketersediaan air yang didukung Kementerian Pekerjaan Umum juga berasal dari sumur dangkal, sumur dalam, pipanisasi, dam parit, dan embung. Amran menilai kerja keras dan kolaborasi menjadi kunci pencapaian target swasembada pangan tahun depan.
"Kerja keras kami selama tahun ini mampu meningkatkan produksi. Kami meyakini produksi dapat meningkat dengan gerakan-gerakan yang kami lakukan," kata Amran.
Badan Pusat Statistik mendata, produksi beras pada Agustus-Desember 2024 naik 14,11% atau 1,41 juta ton. Peningkatan produksi paling besar diproyeksi terjadi bulan lalu sebesar 21,03% secara tahunan atau 530.000 ton menjadi 3,05 juta ton. Adapun peningkatan terkecil diprediksi ada pada Desember 2024 sebesar 4,39% secara tahunan atau 50.000 ton menjadi 1,19 juta ton.
Namun BPS memprediksi neraca produksi beras masih akan defisit hingga 1,4 juta ton pada akhir tahun ini. Sebab, volume produksi beras per Desember 2024 naik 50.000 ton menjadi 1,19 juta ton. Namun, konsumsi beras nasional diperkirakan naik 30.000 ton mencapai 2,59 juta ton.
Volume produksi beras secara agregat pada 2024 turun 2,44% secara tahunan menjadi 30,34 juta ton. Pada saat yang sama, volume konsumsi naik 1,01% secara tahunan menjadi 30,92 juta ton.
Neraca produksi beras sepanjang tahun ini diperkirakan bakal minus hingga 590.000 ton. Angka tersebut lebih rendah 222,92% dari realisasi neraca produksi pada 2023 sebanyak 480.000 ton.
Amran sebelumnya menjelaskan hal tersebut disebabkan produksi beras baru mulai pulih usai dihantam El Nino pada tahun lalu. Adapun, peningkatan produksi pada paruh kedua tahun ini disebabkan program pompanisasi. Program ini memanfaatkan air dangkal atau air di atas tanah dengan pompa ke lahan pertanian.
"Masa perbaikan baru berjalan. Produksi beras tidak bisa tiba-tiba surplus, harus ada tahapan bagaimana neraca produksi beras hasilnya diperbaiki," kata Amran di kantornya, Senin (28/10).