Ketegangan Timur Tengah Mereda, Harga Minyak Mentah Indonesia Turun Jadi US$71,8
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau ICP pada November 2024 sebesar US$ 71,83 per barel. Angka ini turun US$ 1,70 atau 2,3% dibandingkan Oktober 2024 yang mencapai US$ 73,53 per barel.
Penetapan ICP November 2024 ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 373.K/MG.03/DJM/2024 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan November 2024 tanggal 10 Desember 2024.
Tim Harga Minyak Mentah Indonesia dalam Executive Summary menyampaikan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional. Salah satunya adalah penurunan ketegangan di Timur Tengah karena adanya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dengan kelompok Hizbullah Lebanon, selama 60 hari sejak 26 November 2024.
“Hal ini membantu meredakan kekhawatiran pasar atas gangguan pasokan minyak dari wilayah Timur Tengah yang merupakan penghasil minyak terbesar dunia,” demikian dikutip dari siara pers Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, dikutip Senin (16/12).
Menurut publikasi organisasi negara pengekspor minyak dunia (OPEC) November 2024, produksi minyak mentah OPEC+ pada Oktober sebesar 40,34 juta barel per hari. Jumlah ini meningkat sebesar 0,21 juta barel per hari dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan pasokan utamanya berasal dari Libya sebesar 556 ribu barel per hari dan Nigeria 35 ribu barel per hari.
Namun disaat yang sama, terjadi penurunan pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2024 sebesar 107 ribu barel per hari dibandingkan laporan publikasi bulan sebelumnya, dan pertumbuhan permintaan periode Triwulan IV 2024 juga direvisi turun sebesar 50 ribu barel per hari.
Faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mentah November 2024 adalah lonjakan nilai tukar dolar AS. Kemenangan Trump dalam Pemilu AS mengurangi permintaan minyak mentah di pasar internasional, karena peningkatan nilai Dolar AS membuat semua komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang Dolar AS menjadi lebih mahal.
Selain itu, penurunan harga minyak mentah dipengaruhi oleh respons pasar terhadap penundaan pertemuan anggota aliansi OPEC. Awalnya pertemuan tersebut dijadwalkan pada November 2024, namun mundur menjadi 5 Desember 2024.
OPEC diprediksimelanjutkan pembatasan produksi, tetapi pasokan dari Negara non OPEC diperkirakan terus mengalami peningkatan.
Selain disebabkan faktor-faktor tersebut, penurunan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik juga dipengaruhi oleh penurunan pengolahan minyak di Cina sebesar 4,6% akibat penutupan sejumlah kilang dan penurunan operasional di kilang kecil independen.
Berikut perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada November 2024 dibandingkan Oktober 2024 sebagai berikut:
- Dated Brent turun sebesar US$1,19/bbl dari US$75,66/bbl menjadi US$74,47/bbl.
- WTI (Nymex) turun sebesar US$2,02/bbl dari US$71,56/bbl menjadi US$69,54/bbl.
- Brent (ICE) turun sebesar US$1,98/bbl dari US$75,38/bbl menjadi US$73,40/bbl.
- Basket OPEC turun sebesar US$1,45/bbl dari US$74,45/bbl menjadi US$73,00/bbl.
- Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar US$1,70/bbl dari US$73,53/bbl menjadi US$71,83/bbl.