Para barista Starbucks di Amerika Serikat menggelar mogok kerja hingga Malam Natal, dimulai dengan kafe-kafe di Los Angeles, Chicago, dan Seattle pada Jumat (20/12). Mereka meminta upah yang lebih baik bagi para barista.
"Starbucks mundur dari jalur yang telah mereka janjikan," kata serikat pekerja dalam sebuah posting di X yang mengumumkan pemogokan kerja.
Mogok kerja ini dapat berarti waktu tunggu yang lebih lama bagi konsumen untuk mendapatkan minuman dan barang dagangan Starbucks yang populer pada hari-hari menjelang Natal. Banyak orang Amerika akan libur kerja dan sekolah atau membeli hadiah pada menit-menit terakhir.
Hubungan antara perusahaan dan serikat pekerja kembali merenggang, setelah mencair awal tahun ini. Pada akhir Februari, kedua belah pihak sepakat untuk bekerja sama membentuk kerangka dasar yang akan mencakup sebuah proses untuk mencapai perjanjian tawar-menawar kolektif untuk masing-masing toko.
Starbucks menjelaskan, sejak itu, mereka telah melakukan lebih dari sembilan sesi perundingan selama 20 hari. Awal minggu ini, Starbucks dan serikat pekerja bertemu untuk sesi perundingan terjadwal terakhir tahun ini. Namun, sebelum pertemuan tersebut, para barista Starbucks Workers United memilih melakukan pemogokan jika perusahaan kopi raksasa itu tidak mengusulkan paket komprehensif yang akan membahas gaji dan tunjangan lainnya.
Menurut serikat pekerja Starbucks tidak mengusulkan kenaikan gaji langsung dan hanya menjamin kenaikan gaji tahunan sebesar 1,5% ke depannya dalam sesi perundingan tersebut.
Starbucks mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Workers United mengakhiri sesi perundingan sebelum waktunya minggu ini. “Kami siap untuk melanjutkan negosiasi guna mencapai kesepakatan. Kami ingin serikat pekerja kembali ke meja perundingan,” kata perusahaan.
Perusahaan menjelaskan, serikat pekerja meminta kenaikan gaji karyawan per jam sebesar 64% yang langsung direalisasikan dan kenaikan gaji sebesar 77% selama masa kontrak tiga tahun.
Tahun ini merupakan tahun yang berat bagi Starbucks. Secara global dan di AS, penjualannya menurun karena konsumen mencari tempat lain untuk menikmati kopi. Setelah penjualan menurun, para barista dilaporkan akan menerima kenaikan gaji tahunan yang lebih kecil tahun depan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Starbucks Workers United mewakili lebih dari 500 lokasi Starbucks milik perusahaan. Para barista Starbucks bukan satu-satunya pekerja yang mogok kerja selama liburan. Para pekerja Amazon di tujuh fasilitas mogok kerja pada hari Kamis untuk menekan raksasa e-commerce itu agar mau berunding.