Airlangga: Longsor Tambang Freeport Dorong Kenaikan Harga Emas
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan penyebab kenaikan harga emas saat ini merupakan imbas longsor pada tambang PT Freeport Indonesia di Timika, Papua Tengah.
Insiden yang terjadi pada 8 September 2025 tersebut berlokasi di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave. Aliran lumpur sebanyak 800 ribu ton masuk ke dalam tambang dan menewaskan 7 orang pekerja.
“Salah satu yang membuat harga emas naik sepanjang masa karena suplai dan demand (permintaan) tidak berimbang,” kata Airlangga dalam acara CEO Insight di Hutan Kota Plataran, Jakarta, Selasa (4/11).
Longsor di Grasberg membuat seluruh tambang Freeport di Papua Tengah berhenti beroperasi. Proses produksi perusahaan pun tidak dilanjutkan sejak September lalu.
Airlangga menyebut harga dan pembelian emas yang meningkat di masyarakat juga berimbas kenaikan inflasi yang saat ini berada di angka 2,86%. “Jadi ini suatu hal relatif positif karena masyarakat sudah bisa mencari aset-aset berkualitas dan efek dari pembentukan bullion bank (bank emas),” ujarnya.
Tambang Freeport akan Beroperasi Kembali?
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengungkapkan Freeport berencana untuk mengoperasikan tambang mereka yang tidak mengalami longsor di Timika, Papua Tengah.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Tri Winarno menyebut jika perusahaan mengajukan untuk mulai beroperasi di tambang Deep Mill Level Zone and Big Gossan maka pemerintah bisa memprtimbangkan hal tersebut.
“Kalau misalnya di area tersebut tidak ada pengaruh (longsor), masa tidak kami beri (izin operasi kembali)?” ujarnya.
Perusahaan telah melakukan evaluasi terhadap kejadian longsor ini. “Untuk sementara daerah yang kemarin longsor belum boleh dilakukan kegiatan operasi produksi,” ucapnya. Pemerintah juga membuka peluang agar tambang Grasberg bisa beroperasi setelah dilakukan perbaikan oleh perusahaan.