Filipina Uji Coba Penyembuhan Pasien Corona dengan Minyak Kelapa Murni

ANTARA FOTO/REUTERS/cnsph
ilustrasi
Penulis: Redaksi
4/4/2020, 10.14 WIB

Filipina mulai melakukan percobaan pengobatan pasien virus corona atau Covid-19 menggunakan minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO), awal bulan ini. Departemen Sains dan Teknologi (DOST) di Filipina mengatakan percobaan tersebut dilakukan dalam dua pendekatan, yakni berbasis rumah sakit dan berbasis masyarakat.

Untuk percobaan berbasis rumah sakit, Sekretaris DOST Fortunato de la Peña mengatakan penelitian bertajuk ‘Virgin Coconut Oil & Omega-3a Adjunctive Teraphy for Hozpitalized Patient with Covid-19’ diterapkan di Rumah Sakit Umum Filipina.

“Penelitian ini bertujuan untuk menilai kemungkinan manfaat VCO jika diberikan kepada pasien Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat, di samping obat yang telah dinilai dalam uji klinis,” ujarnya seperti dikutip dari ABS-CBN.

(Baca: Profesor UI: Mitos, Vitamin hingga Klorokuin Sembuhkan Pasien Corona)

Rappler melaporkan dalam percobaan tersebut, para pasien virus corona setiap harinya akan diberikan asupan makanan dan suplemen yang telah dimasukan kandungan minyak kelapa murni. "Kelompok ini mungkin berjalan selama minimal satu bulan atau sampai jumlah minimum pasien telah tercapai," katanya.

Sedangkan penelitian berbasis masyarakat dilakukan oleh komunitas sipil yang juga difasilitasi oleh Lembaga Penelitian Makanan dan Gizi DOST. Mereka memberikan suplementasi kepada para pasien virus corona berisiko tinggi yang tengah diselidiki di fasilitas isolasi di Metro Manila dan Calabarzon.

"Tim proyek ini berencana untuk melakukan hal yang sama untuk studi intervensi sebelumnya," kata De La Peña, dikutip dari media online Filipina, Phil Star.

(Baca: Enam Kandidat Vaksin Virus Corona Sedang Dikembangkan, Ini Daftarnya)

Penelitian ini turut melibatkan Kelompok Peneliti Covid-19 Rumah Sakit Umum Filipina, otoritas VCO Filipina, serta Konsorsium Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Manila dari Dewan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Filipina.

Sebelumnya, Profesor Fabian Dayrit dan Dr. Mary Newport dari Spring Hill Neonatolody di Florida, Amerika Serikat, juga telah mengusulkan studi klinis yang sama tentang pemanfaatan VCO untuk pengobatan pasien penyakit menular.

Dalam jurnal yang dipublikasikan dalam laman Ateneo De Manila University pada 31 Januari lalu, menjelaskan bahwa asam laurat minyak kelapa mengandung asam laurat yang baik untuk kesehatan manusia. Saat dikonsumsi, asam tersebut akan memaksa tubuh memproduksi senyawa monolaurin yang mampu memicu aktivitas penolakan virus.

(Baca: Produsen Rokok Lucky Strike dan Dunhill Ikut Kembangkan Vaksin Corona)

Sifat antivirus dalam asam laurat bekerja dalam tiga mekanisme. “Aktivitas pertama, mereka menyebabkan disintegrasi selubung virus; kedua, mereka dapat menghambat tahap pematangan akhir dalam siklus replikasi virus; dan ketiga, mereka dapat mencegah pengikatan protein virus ke membran sel inang,” tulis jurnal tersebut.

Jurnal tersebut juga mengutip penelitian terdahulu milik Baltic dkk (2017) yang mengatakan bahwa asam laurat dan monolaurin telah digunakan sebagai suplemen alami untuk menjaga kesehatan hewan ternak dan hewan peliharaan. “Monolaurin telah terbukti secara efektif melindungi ayam terhadap virus avian influenza,” tulisnya.

Fabian dan Mary menilai pemanfaatan VCO untuk penanganan pasien terjangkit virus corona begitu penting, mengingat hingga saat ini dunia belum memiliki vaksin Covid-19. “Perawatan ini terjangkau dan hampir bebas risiko, dan potensi manfaatnya sangat besar,” kata mereka.

Jurnal Prosiding Konferensi Nasional Kelapa (2004) yang ditulis oleh Steivie Karouw dan Budi Santosa dari Balai Penelitian Tanaman Palma Indonesia bahkan mengatakan bahwa asam laurat adalah kandungan yang paling banyak ditemukan di dalam minyak kelapa.

(Baca: Beda Cara AS dan Rusia Cegah Persebaran Virus Corona)

“Asam laurat (C12:0) merupakan asam lemak yang paling dominan pada minyak kelapa yaitu sebesar 48,24% kemudian diikuti asam lemak miristat (C14) sebesar 19,26%,” tulisnya.

Jurnal tersebut juga menyebut bahwa asam laurat telah terbukti dapat memberikan pengaruh positif terhadap kondisi tubuh penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV). “Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa monolaurin bersifat antivirus, antibakteri dan antijamur,” tulisnya.

Selain itu, asam laurat juga dinilai lebih cepat bereaksi terhadap tubuh, karena tergolong dalam kelompok Medium Chain Fatty Acid (MCFA) atau Asam Lemak Rantai Menengah (ALRM). “Keunggulan ALRM dalam proses pencernaan dibanding asam lemak tak jenuh yaitu lebih cepat proses metabolismenya dan diserap oleh usus,” tulisnya.

Reporter: Mario Baskoro