Muhyiddin Yassin resmi diangkat sebagai Perdana Menteri (PM) oleh Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah. Muhyiddin menggantikan Mahathir Mohamad yang mundur dari jabatan tersebut pada pekan lalu.

Pengangkatan Muhyiddin Yassin sebagai PM Malaysia disampaikan oleh Kepala Rumah Tangga dan Keluarga Kerajaan, Ahmad Fadil Shamsuddin, Sabtu (29/2/2020). Ia kemudian dilantik keesokan harinya.

Bagaimana perjalanan karier politik Muhyiddin sebelum ditunjuk menjadi Perdana Menteri Malaysia?

Perjalanan politik Dikutip dari Kantor Berita Malaysia, Bernama, Muhyiddin lahir di Muar, Johor Darul Ta'zim pada 15 Mei 1947. Beberapa literatur menyebut Muhyiddin memiliki keturunan Bugis dan Jawa dari ayah dan ibunya, yaitu Muhammad Yassin Muhammad dan Khadijah.

Ia menempuh pendidikan di Sekolah Kebangsaan Maharani, Muar, Johor dan Sekolah Kebangsaan Ismail Johor. Muhyiddin lantas melanjutkan studi ke Universitas Malaya, Kuala Lumpur, dan menerima gelar sarjana di bidang ekonomi dan studi Melayu pada 1971.

Perjalanan kariernya dimulai pada tahun 1970, saat ia menjabat sebagai Asisten Sekretaris Negara Johor. Ia kemudian diangkat menjadi Asisten Pejabat Distrik Muar pada tahun 1974.

(Baca: Raja Malaysia Tunjuk Petinggi UMNO Muhyiddin Jadi Perdana Menteri Baru)

Pada 1978, ia berhasil menjadi anggota parlemen untuk pertama kalinya setelah memenangkan kursi parlemen untuk wilayah Pagoh. Kemudian, pada tahun 1981. Ia diangkat sebagai Sekretaris Parlemen dari Kementerian Luar Negeri pada tahun 1981.

Setahun berikutnya, pada 1982, Muhyiddin diangkat menjadi Wakil Menteri Wilayah Federal. Tak hanya itu, Muhyiddin juga pernah menjabat sebagai Menteri Besar Johor pada kurun waktu 1986-1995.

Pemilik gelar Sarjana Ekonomi dan Studi Melayu dari Universitas Malaya (UM) ini juga pernah memegang jabatan Wakil Presiden UMNO (1993-1996 dan 2000-2007). Muhyiddin juga menjabat sejumlah jabatan lain di dalam pemerintahan di antaranya Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Urusan Konsumen, Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Agrikultur, Menteri Perdagangan dan Industri Internasional, dan Menteri Pendidikan.

Muhyiddin sempat menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri pada 2009 hingga 2015. Muhyiddin diberhentikan dari jabatannya pada Juli 2015 karena lantang menyuarakan kritik terhadap skandal 1MDB yang menjerat PM Najib Razak.

Turun dari pemerintahan, Muhyiddin bergabung dengan Mahathir membentuk Partai Bersatu sebelum pemilihan umum 2018. Selepas kemenangan Mahathir, dia dilantik menjadi Menteri Dalam Negeri pada 21 Mei 2018.

(Baca: RI Berpotensi Salip Malaysia, Isi Pasar Minyak Sawit India )

Karier Muhyiddin mencapai puncaknya setelah dilantik sebagai Perdana Menteri ke-18 Malaysia, kemarin. Penunjukan Muhyiddin sebagai PM Malaysia tak lepas dari pertemuan Sultan Abdullah dengan seluruh anggota parlemen yang memegang mayoritas di lembaga legislatif Malaysia.

Kekecewaan Mahathir

Lalu bagaimana dengan Mahathir? Ia mengungkapkan kekecewaannya ketika menjawab pertanyaan mengenai situasi politik di Malaysia, terutama, menyusul pengambilan sumpah Muhyiddin Yassin sebagai PM baru Malaysia.

"Saya merasa dikhianati, terutama oleh Muhyiddin. Dia sudah merencanakan ini sejak lama dan sekarang dia berhasil", ujarnya, seperti dikutip dari Malaysiakini, Minggu (1/3/2020).

Muhyiddin bersekutu dengan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai yang awalnya dikalahkannya bersama Mahathir di Pemilu 2018. Persekutuan yang terjadi pada Minggu pekan lalu (23/2/2020) itulah yang memicu kemunduran Dr M keesokan harinya.

Mahathir menganggap UMNO yang berkuasa sejak kemerdekaan Malaysia sebagai partai korup. Sebaliknya, ada juga kekecewaan publik atas Mahathir yang tak kunjung menyerahkan jabatannya kepada Anwar Ibrahim, seperti janji yang dibuatnya saat Pemilu 2018.