Jumlah korban meninggal akibat virus corona bertambah dari 213 orang menjadi 259 orang. Sementara itu, jumlah orang yang terinfeksi kini mencapai 11.791.
Dikutip dari Chanelnewsasia, Provinsi Hubei yang menjadi pusat pendemi virus corona melaporkan pada Jumat (31/2) terdapat 45 kematian baru sejak kemarin. Kematian lain dilaporkan terjadi di Chongqing.
Komisi kesehatan provinsi tersebut juga menyebut kasus infeksi baru yang terjadi di Hubei terus bertambah 1.347 kasus. Secara nasional, terdapat 2.101 kasus baru pada 31 Januari di Tiongkok.
Virus corona pertama kali muncul di sebuah pasar ikan yang juga menjual satwa ilegal di kota Wuhan. Wuhan dan beberapa kota di Tiongkok kini diisolasi, guna mencegah penyebaran virus agar tak meluas.
(Baca: Virus Corona Bisa Menular Via Mata, Kemenkes: Bukan Karena Bertatapan)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan wabah virus corona sebagai kondisi gawat darurat global. Status gawat darurat tersebut akan menjadi pedoman informasi bagi negara-negara lain untuk mewaspadai penyebaran virus dan memperketat pengawasan.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, memuji respons Tiongkok dalam menangani penyebaran wabah. Namun, WHO khawatir virus ini menyebar ke negara-negara yang tidak memiliki sumber daya dan kemampuan menanganinya.
“Alasan utama bukan karena apa yang terjadi di Tiongkok, tetapi karena apa yang terjadi di negara lain. Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi penyebaran virus ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah, ”katanya di Jenewa, Swiss.
(Baca: Selain Virus Corona, 4 Penyakit Ini Pernah Ditetapkan Darurat oleh WHO)
Virus ini telah menyebar ke sejumlah negara. WHO hingga Kamis (30/1) mencatat, terdapat 100 negara dilaporkan di 18 negara di luar Tiongkok. Namum, belum ada kasus kematian.
Sejumlah maskapai menghentikan sementara penerbangan ke Negara Tembok Raksasa itu. Beberapa perusahaan multinasional seperti Google, Ikea, Starbucks, dan Tesla juga menyetop sementara operasional mereka.