Peristiwa Listrik Mati Terparah di Dunia Setelah Tahun 2000

Arief Kamaludin|KATADATA
5/8/2019, 14.16 WIB

Peristiwa listrik mati yang meluas pernah terjadi di beberapa negara lain. Penyebabnya,  jaringan atau pembangkit bermasalah karena badai atau gangguan lain, efek berantai dari dimatikannya jaringan listrik, ketidakmampuan pembangkit memenuhi kebutuhan listrik saat permintaan tinggi, hingga dugaan sabotase.

Yang terkini, awal Maret 2019, listrik mati dialami 18 dari 23 negara bagian di Venezuela. Pemerintahnya menuding peristiwa tersebut disebabkan sabotase oleh kelompok anti-pemerintah. Berikut beberapa peristiwa listrik mati terburuk sejak tahun 2000, seperti dikutip dari National Geographic dan Guardian:

(Baca: Datangi Kantor PLN, Jokowi Marah Minta Listrik Mati Tak Terulang Lagi )

1. Northeastern, AS dan Kanada (2003)

Pada Agustus 2003, sekitar 50 ribu orang yang tinggal di Northeastern, Amerika Serikat, dan Kanada berkegiatan tanpa listrik hingga dua hari. Tim dari AS dan Kanada yang menangani persoalan ini menyatakan listrik padam karena kerusakan alat dan kesalahan manusia. Kejadian ini bermula dari padamnya jaringan listrik setelah bersinggungan dengan pepohonan.

2. Eropa (2006)

Pada November 2006, listrik padam selama dua jam di sejumlah negara di Eropa, dipicu oleh dimatikannya jaringan listrik di sekitar Sungai Ems agar sebuah kapal pesiar bisa berlayar dengan aman dari Papenburg, Jerman, menuju North Sea. Matinya listrik di jaringan tersebut meningkatkan tekanan ke jaringan listrik lainnya, dan berdampak hingga ke bagian lain Jerman, Prancis, Belgia, Itali, Spanyol, Austria, Belanda, dan Kroasia.

3. Provinsi Hunan, Tiongkok (2008)

Badai salju besar membuat pembangkit listrik mati di timur Provinsi Hunan pada Februari 2008. Sekitar 4,5 juta orang beraktivitas tanpa listrik selama hampir dua pekan. Sejumlah teknisi listri yang bertugas memperbaiki pembangkit meninggal dunia. Sejak itu, Tiongkok telah memperbaiki kemampuannya dalam memonitor status sistem pembangkit dan mengumpulkan informasi agar operator dapat mencegah kerusakan melebar ke wilayah lain.

4. Brasil dan Paraguay (2009)

Pada 10 November 2009, tidak ada pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga air di Itaipu Dam, dan menyebabkan 67 juta orang beraktivitas dalam kegelapan. Pejabat bidang energi Brasil mengatakan badai menyebabkan korslet pada beberapa transmisi vital.

Sekitar sepertiga penduduk Brasil tidak mendapatkan pasokan listrik selama empat jam, termasuk penduduk yang tinggal di kota besar. Seluruh paraguay yang biasa mendapat pasokan dari pembangkit listrik tenaga air di Itaipu Dam juga tidak terlayani listrik.  

5. India (2012)

Pada akhir Juli 2012, sekitar 670 juta orang -- separuh penduduk India, sekitar 10% penduduk dunia -- yang tinggal di utara dan barat negara tersebut terpaksa berkegiatan tanpa listrik. Penyebab peristiwa tersebut masih diperdebatkan, tapi penyebab utama masalah bisa diprediksi yaitu pembangkit yang kerap tak mampu memenuhi kebutuhan di saat permintaan tinggi.

Perdana Menteri India Manmohan Singh telah meminta investasi US$ 400 miliar untuk membantu meningkatkan kapasitas dan keterandalan pembangkit. Namun, upaya negara untuk membangun pembangkit batu bara raksasa terpukul oleh masalah ekonomi, sedangkan upaya untuk membangun pembangkit nuklir menghadapi protes dan penundaan.

Pada Januari 2001, India juga tercatat mengalami mati listrik selama 12 jam akibat kerusakan pada substasiun Uttar Pradesh dipicu kolapsnya jaringan di utara India. Ini berdampak pada 226 juta orang atau sekitar seperempat penduduk India ketika itu. Problem tersebut digunakan oleh sebagian orang untuk mendorong privatisasi industri guna memodernisasi layanan listrik.

6. Venezuela (2019)

Pada awal Maret 2019, setidaknya 18 dari 23 negara bagian di Venezuela dilaporkan mengalami listrik mati. Layanan metro tidak berfungsi, bahkan bandara gelap. Jutaan penduduk dari barat Zulia hingga Amazon di selatan jauh dilaporkan terdampak.

Situs berita Venezuela, El Pitazo melaporkan insiden tersebut imbas rusaknya pembangkit listrik tenaga air Simon Bolivar di selatan Bolivar. Otoritas Venezuela menuding peristiwa tersebut disebabkan sabotase oleh kelompok non-pemerintah. Presiden Venezuela Nocolas Maduro juga menyebut “imperialisme AS” berada di balik kelompok tersebut.

Insiden mati listrik kembali terjadi sekitar tiga minggu kemudian, tepatnya pada 24 Maret 2019. Sebanyak 14 negara bagian terkena dampaknya. Pemerintah kembali menyalahkan kelompok non-pemerintah. Meski begitu, banyak yang mempercayai bahwa peristiwa tersebut terjadi karena semak yang terbakar sehingga mengakibatkan kerusakan parah pada jaringan listrik yang penting.