Varian Baru Virus Corona Muncul Lagi di Nigeria, Lebih Cepat Menular

ANTARA FOTO/REUTERS/Temilade Adelaja/AWW/dj
Temilade Adelaja Kehinde, 28, penghibur yang memiliki kebutuhan khusus, bermain drum di gerejanya ditengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Lagos, Nigeria, Selasa (5/5/2020).
Penulis: Happy Fajrian
26/12/2020, 16.26 WIB

Mutasi virus corona terus terjadi. Setelah Inggris dan Afrika Selatan masing-masing melaporkan temuan varian virus corona baru yang jauh lebih menular, kini Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika melaporkan temuan varian baru lainnya di Nigeria.

Sama seperti varian yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan, varian Covid-19 baru di Nigeria juga memiliki tinggat penularan yang tinggi, sehingga pemerintah negara ini memberlakukan larangan perjalanan. Meski demikian masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk lebih mengetahui varian virus baru ini.

"Ini adalah garis keturunan terpisah dari varian Inggris dan Afrika Selatan," kata kepala CDC Afrika, John Nkengasong, kepada wartawan, Kamis (24/12), seperti dikutip Al Jazeera.

Nkengasong mengatakan CDC Nigeria dan Pusat untuk Genomik Penyakit Menular di negara itu akan menganalisis lebih banyak sampel. Nigeria merupakan negara berpenduduk terbesar di benua Afrika. “Beri kami waktu, ini masih sangat awal,” kata dia.

Nkengasong menjelaskan bahwa temuan varian virus corona baru ini berdasarkan dua atau tiga urutan genetik. Tapi peringatan dari temuan varian baru di Afrika Selatan pekan lalu itu mendorong digelarnya pertemuan darurat CDC Afrika pekan ini.

Adapun varian baru di Nigeria ditemukan pada dua sampel pasien yang dikumpulkan pada 3 Agustus dan 9 Oktober di negara bagian Osun. Varian ini diberi nama P681H.

Tidak seperti varian yang ditemukan di Inggris, belum terlihat peningkatan garis keturunan yang begitu cepat di Nigeria dan belum ditemukan  bukti yang menunjukkan varian P681H menjadi penyebab peningkatan penularan virus di Nigeria.

Namun, ada perbedaan kemampuan dan skala surveilans genom antara Nigeria dan Inggris. Sehingga bisa jadi perubahan tersebut tidak terdeteksi oleh peneliti di Nigeria.

Penemuan varian virus baru di Afrika Selatan dan Nigeria juga dibarengi dengan lonjakan kasus positif. Dalam sepekan terakhir, Nigeria melaporkan peningkatan kasus hingga 52%, sedangkan Afrika Selatan meningkat 40%.

Nkengasong mengatakan bahwa varian baru mendominasi kasus baru di Afrika Selatan seiring jumlah kasus positif yang semakin mendekati angka 1 juta.

“Varian ini menular dengan cepat dengan muatan viral yang lebih tinggi, tapi belum jelas apakah mutasi ini mengarah pada gejala penyakit yang lebih parah,” kata dia yang meyakini temuan virus varian asal Afrika Selatan tidak akan mempengaruhi distribsi vaksin virus corona ke benua Afrika.

Untuk pertama kalinya sejak mengonfirmasi kasus Covid-19 pertama di sub-Sahara Afrika pada Februari, Nigeria menjadi sorotan selama pandemi ini seiring dengan lonjakan kasus di sana.

"Selama beberapa minggu terakhir, kami mengalami peningkatan besar dalam jumlah sampel ke lab referensi [Nigeria CDC]. Ini menyebabkan penundaan yang tidak biasa dengan pengujian, tetapi kami bekerja sepanjang waktu " kata Direktur Jenderal CDC Chikwe Ihekweazu.

Nigeria memiliki lebih dari 80.000 kasus virus korona yang dikonfirmasi. Sementara benua Afrika memiliki lebih dari 2,5 juta kasus yang dikonfirmasi, atau 3,3% dari kasus global. Databoks berikut menunjukkan 10 negara dengan jumlah kasus aktif Covid-19 tertinggi di dunia: