Dukungan Pemimpin Eropa ke Vaksin AstraZeneca Usai Isu Efek Samping

ANTARA FOTO/REUTERS/Leon Neal/Pool /aww/cf
Perdana Menteri Britain Boris Johnson mengacungkan dua jempol setelah menandatangani kesepakatan dagang Brexit dengan Uni Eropa di 10 Downing Street di London, Britain, Rabu (30/12/2020). Boris Johnson telah disuntik vaksin AstraZeneca pada Jumat (19/3).
20/3/2021, 10.56 WIB

Dukungan terhadap penggunaan vaksin Covid-19 bikinan AstraZeneca datang dari sejumlah pemimpin di Eropa. Ini setelah beberapa otoritas di sana memberikan lampu hijau usai vaksinasi dihentikan karena adanya efek samping penggumpalan darah.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah menerima suntikan vaksin AstraZeneca pada Jumat (19/3). Johnson tetap menerima suntikan meski ia tahun lalu sempat dirawat akibat Covid-19. Usai disuntik, ia meminta masyarakat Inggris melakukan hal yang sama.

“Saya tidak merasakan apa-apa, sangat bagus dan cepat,” kata Johnson dikutip dari Reuters.

Adapun Kanselir Jerman Angela Merkel juga mengatakan dirinya akan menjalani vaksinasi dengan suntikan AstraZeneca. Meski demikian, ia juga mendukung langkah transparan mengenai vaksin ini.

“Agar semua orang tahu bahwa kami tidak menyembunyikan apapun,” katanya.

Sedangkan Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan ia akan menjalani vaksinasi dengan antivirus bikinan AstraZeneca. Italia melanjutkan penggunaan vaksin ini usai tiga hari disetop karena kekhawatiran efek samping.

Mantan Gubernur Bank Sentral Eropa ini juga yakin penolakan akan vaksinasi hanya akan berlangsung sementara. “Kami akan memvaksinasi 500 ribu orang dan akan meningkat pada Mei dan Juni,” kata Draghi.

Sedangkan RI memutuskan menggunakan vaksin virus corona dari AstraZeneca mulai pekan depan. Keputusan itu diambil setelah European Medicines Agency (EMA) menyatakan vaksin Covid-19 tersebut aman dan efektif.

Selain itu, Medicines and Healthcare product Regulatory Agency (MHRA) dan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO juga merekomendasikan vaksin tersebut. Pasalnya, manfaat vaksin lebih besar dibandingkan risiko berupa penggumpalan darah.

"Sudah dikonfirmasi oleh MHRA, itu semacam BPOM di London, EMA, dan WHO, insya Allah minggu depan kami mulai distribusi dan vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca," kata Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin Jumat (19/3).