Mengenal Mutasi Ganda Virus Corona yang Picu Tsunami Covid-19 di India

ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui/AWW/dj
Seorang pria menerima bantuan oksigen secara gratis di mobilnya di Gurudwara (kuil Sikh), di tengah gelombang kedua Covid-19 India, Sabtu (24/4).
Penulis: Sorta Tobing
27/4/2021, 18.14 WIB

Tsunami Covid-19 di India masih berlangsung dan bertambah parah. Rumah sakit dan tenaga medis telah mengeluarkan pernyataan tidak dapat mengatasi serbuan pasien. 

Jumlah kasus hariannya menembus angka 300 ribu orang dalam sepekan terakhir. Data Universitas John Hopkins pada Selasa (27/4), menunjukkan India berada di posisi kedua total kasus terbanyak dunia dengan 17,6 juta kasus. 

Kementerian Kesehatan India, mengutip dari The New York Times, melaporkan ada lebih 320 ribu kasus baru per hari ini dan 2.771 kematian. Kedua angka ini mewakili sedikit penurunan dari rekor tertinggi sehari sebelumnya.

Namun, para ahli mengatakan wabah belum mereda. Keadaan darurat di Negeri Bollywood, selain karena melemahnya protokol kesehatan, juga akibat varian baru Covid-19 yang menyebar dengan cepat. Varian baru itu disebut double mutant (mutasi ganda). 

Pada konferensi pers awal pekan ini, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut situasi di India sangat memilukan. Organisasi tersebut telah mengerahkan 2.600 anggotanya ke sana untuk memberikan bantuan vaksinasi.

Dalam rata-rata tujuh hari terakhir, data New York Times menunjukkan dunia mengalami 750 ribu kasus harian. Angka ini lebih tinggi dari puncak lonjakan global terakhir pada Januari lalu. 

Meskipun lebih satu miliar vaksin virus corona telah diberikan secara global, persentasenya masih terlalu kecil untuk memperlambat penyebaran virus. Jumlah penduduk dunia saat ini mencapai hampir delapan miliar orang.

Pandemi Covid-19 di India. (ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi/AWW/sa.)

Apa Itu Mutasi Ganda Covid-19?

India melaporkan adanya varian baru virus corona dengan mutasi ganda. Penemuan ini berdasarkan lebih 300 sampel dari negara bagian Maharashtra. Wilayah ini merupakan rumah bagi ibu kota keuangan India, Mumbai.

Indian Express menuliskan, Institut Nasional Virologi (NIV) India membagikan data terbatas yang menunjukkan pemecahan 361 sampel sekuens genom yang dikumpulkan Januari dan Maret lalu. Temuan utamanya adalah keberadaan mutasi ganda di 220 sampel itu atau hampir 61% dari totalnya. Varian ganda ini diklasifikasi sebagai B.1.617. 

Varian dari SARS-CoV-2 (nama medis Covid-19) itu mengusung dua mutasi, yaitu E484Q dan L452R. Keduanya secara terpisah ditemukan di banyak varian virus corona lainnya. Untuk pertama kalinya mereka dilaporkan bersama dalam satu virus di India.

Keduanya ditemukan pada protein virus. Jumlah proteinnya pun melonjak sehingga membantu virus untuk mengikat diri ke resptor sel manusia dan masuk ke sel inang.

Mutasi E484Q mirip dengan E484K, yang ditemukan di varian virus korona di Inggris (garis B.1.1.7) dan Afrika Selatan (B.1.351). Mutasi L452R telah ditemukan dalam varian yang menyebar cepat di California (B.1.427 dan B.1.429).

Daya ikat yang kuat dengan reseptor ACE2 pada sel manusia, membuat varian virus ini lebih mudah menular ke orang lain. L452R juga berpotensi meningkatkan replikasi virus. Tapi pembuktian akuratnya masih membutuhkan waktu.

“Kami tahu varian Afrika Selatan lebih mampu lolos dari respons imun. Kami tahu varian Inggris adalah yang paling dapat ditularkan. Tapi kami tidak tahu apa-apa tentang B.1.617 sejauh ini,” kata Dokter Gangandeep Kang, profesor mikrobiologi di Christian Medical College.

Pandemi Covid-19 di India. (ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui/rwa/cf)

Apakah B.1.617 Covid-19 Lebih Ganas?

Belum ada bukti soal keganasan B.1.617. Sebagian besar pasien di India dapat melakukan isolasi di rumah. Yang sudah terang terlihat adalah varian baru tersebut lebih cepat menular.

Direktur Pusat Pengendalian Penyakit Nasional (NCDC) Dokter Sujeet Singh mengatakan sangat sedikit sampel dari Maharashtra. Terlalu dini pula untuk menarik kesimpulan tentang seberapa luas infeksi mutan ganda tersebut.

Namun, tenaga medis di kota Maharashtra melaporkan, tidak seperti gelombang pertama, kebanyakan pasien datang dengan seluruh keluarga tertular. Ini bisa menjadi pentunjuk jarak fisik dan tindakan isolasi tidak memadai di rumah, atau virus menjadi lebih mudah menular.

Pandemi Covid-19 di India. (ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui/FOC/dj)

Apakah Infeksi B.1.617 Sudah Ada di Indonesia?

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan B.1.617 sudah sampai di Indonesia. Ada 10 orang yang terkena varian baru Covid-19 itu.

Enam orang adalah kasus impor,  masuk dari luar negeri. Lalu,, empat orang transmisi lokal. "Untuk kasus lokal, ada dua orang di Sumatera, satu orang di Jawa Barat, dan satu orang di Kalimantan Selatan," kata Budi kemarin.

Budi pun meminta agar tiga wilayah itu untuk lebih berhati-hati dan selalu mengontrol pandemi. Pemerintah juga telah menangguhkan sementara pemberian visa kunjungan dan visa tinggal terbatas serta menolak masuknya orang asing yang memiliki riwayat perjalanan 14 hari terakhir ke India.

Warga negara Indonesia (WNI) yang datang dari India atau memiliki riwayat perjalanan dalam 14 hari terakhir dari negara itu, masih dapat masuk ke Tanah Air. Syaratnya, harus menjalani karantina selama 14 hari.

Semua yang pernah datang atau mengunjungi India akan dilakukan genome sequencing agar dapat melihat apakah mutasi baru atau tidak. "Protokol kesehatan juga dilakukan untuk tenaga migran Indonesia, karena sudah masuk di atas 100 ribu orang dan akan masuk puluhan ribu," ucap Budi.

Penyumbang bahan: Muhammad Fikri (magang)

Reporter: Antara