WHO Tetapkan Varian B.1.1.529 Omicron dalam Status Mengkhawatirkan

Edward Jenner/Pexels
Ilustrasi virus Covid-19
Penulis: Maesaroh
27/11/2021, 11.20 WIB

 

Rapat yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia atau WHO pada Jumat (26/11) menetapkan varian baru virus corona B.1.1.529 bernama Omicron sebagai variant of concern (VOC) .

Varian tersebut pertama terdeteksi di Afrika Selatan dan kini sudah menyebar ke sejumlah negara dan kawasan, termasuk Hong Kong.

Penetapan B.1.1.529 sebagai variant of concern (VOC) dilakukan oleh Kelompok Penasihat Teknis di SARS-CoV-2 Virus Evolution (TAG-VE).

Mereka adalah sekelompok ahli independen yang secara berkala mengawasi evolusi SARS-CoV-2. Juga, memberikan penilaian apakah mutasi dan kombinasi dari sejumlah virus tertentu telah mengubah perilaku virus.

"Berdasarkan bukti yang disajikan, yang menunjukkan perubahan merugikan dalam epidemiologi Covid-19, TAG-VE menyarankan WHO bahwa varian ini harus ditetapkan sebagai VOC. Varian ini memiliki mutasi yang mengkhawatirkan," tutur WHO, dalam siaran pers mereka, Jumat (26/11).

WHO mengatakan varian B.1.1.529 pertama kali dilaporkan ada di Afrika Selatan pada 24 November 2021. Namun, hanya dalam beberapa minggu, kasus di Afrika Selatan telah meningkat.

Sebelumnya, WHO menyarankan agar seluruh negara berhati-hati dalam menerapkan pembatasan perjalanan setelah varian baru Covid-19 bernama B.1.1.529 ditemukan.

“Pada titik ini penerapan langkah-langkah perjalanan diperingatkan. WHO merekomendasikan agar negara-negara menerapkan pendekatan berbasis risiko dan ilmiah ketika menerapkan kebijakan itu,” kata juru bucara WHO Christian Lindmeier seperti dikutip Reuters, Jumat (26/11).

Ahli epidemiologi dan pimpinan teknis WHO untuk Covid-19 Maria van Kerkhove mengatakan bahwa tak banyak informasi yang diketahui tentang varian baru ini. 

Perlu beberapa minggu untuk mengidentifikasi penularan varian baru ini, dan efektivitas vaksin dan terapi terhadapnya.

Sejauh ini WHO telah mengidentifikasi 100 urutan varian Covid-19 yang telah dilaporkan.

“Yang pasti, varian ini memiliki jumlah mutasi yang besar. Banyaknya mutasi mempengaruhi perilaku virus tersebut,” ujarnya.

Varian B.1.1.529 memiliki 32 mutasi pada protein spike (bagian seperti paku-paku dalam permukaan virus),  yang digunakan sebagian besar vaksin untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh melawan Covid.

Mutasi pada protein spike dapat mempengaruhi kemampuan virus untuk menginfeksi sel dan menyebar, tetapi juga mempersulit sel kekebalan untuk menyerang patogen.

Ahli virologi di Imperial College London Tom Peacock mencatat bahwa jumlah mutasi lonjakan yang sangat tinggi menunjukkan bahwa harus ada perhatian yang serius.

"Sangat, sangat banyak yang harus dipantau karena profil lonjakan yang mengerikan itu," kata Peacock, seperti dikutip dari the Guardian.

Respons Varian of concern (VOC) dan variant of interest (VOI)

Menurut Kementerian Kesehatan,  variant of concern (VOC) merujuk pada varian yang menjadi perhatian, dan variant of interest (VOI) atau varian yang diamati.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, sebelumnya,  menyebut bahwa varian yang perlu diwaspadai ialah VOC.

Varian tersebut sudah terbukti mengalami perubahan karakteristik yang lebih merugikan bagi yang terpapar.

Di antaranya adalah lebih menular, meningkatkan keparahan gejala, menurunkan efektifitas kekebalan tubuh, menurunkan alat diagnostik atau menurunkan efektifitas obat dan terapi.

Dalam menghadapi VOC, respon yang tepat ialah memperketat kebijakan mobilitas dengan skrining berlapis.  Khususnya bagi pelaku perjalanan asal negara dimana varian tersebut ditemukan.

Untuk variant of interest (VOI), respon menghadapinya ialah terus memantau perkembangan dari WHO.

Terdapat dua  kemungkinan yang dapat terjadi seiring studi lanjutan yaitu berubahnya status VOI menjadi VOC sepeti pada varian delta atau statusnya menjadi tidak aktif di suatu wilayah.