Kasus Covid-19 Amerika Serikat Tembus 1 Juta Sehari, Jadi Rekor Global

ANTARA FOTO/REUTERS/Andrew Kelly/WSJ/cfo
Warga mengantri untuk melakukan tes COVID-19 di Times Square saat varian virus korona Omicron terus menyebar di Manhattan, New York, Amerika Serikat, Minggu (26/12/2021).
5/1/2022, 08.50 WIB

Amerika Serikat (AS) menghadapi tsunami Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Negeri Paman Sam itu mencatat 1.082.549 tambahan kasus pada Senin (3/1), Angka ini mencetak rekor global untuk tambahan kasus tertinggi dalam sehari.

Melonjaknya kasus Covid-19 di AS terjadi di tengah penyebaran varian Omicron. Tambahan kasus baru itu membuat rata-rata kasus Covid-19 di AS naik jadi 480.273 kasus dengan 1.200 kematian dalam sehari.

Angka harian ini juga menjadikan jumlah total kasus yang dikonfirmasi di AS sejak awal pandemi menjadi 56.189.547 kasus.

Secara total, virus tersebut telah menyebabkan setidaknya 827.748 kematian di seluruh pelosok AS.

 Dilansir dari CNBC, sejumlah negara bagian di AS tak merilis laporan kasus harian Covid-19 pada malam Tahun baru, Jumat (31/12).

Selain itu, banyak wilayah di AS yang juga tak melaporkan jumlah kasus Covid-19 hariannya selama akhir pekan lalu.

Hal itu dapat menyebabkan penghitungan kasus harian pada Senin (3/1) merupakan akumulasi selama akhir pekan lalu. Jumlah infeksi harian pada 3 Januari lalu.

Pada Senin (3/1), Kementerian Kesehatan AS melaporkan sekitar 98 ribu warga AS dirawat di rumah sakit karena Covid-19, naik 32% dibandingkan pekan lalu. 

Angka rawat inap itu mendekati puncak saat Covid-19 varian Delta menyebar pada awal September lalu, di mana sebanyak 103 ribu warga AS dirawat di RS akibat Covid-19.

 Berdasarkan data terbaru Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) per 25 Desember 2021, sebanyak 41% dari kasus Covid-19 baru merupakan varian Delta.

Sementara itu, varian Omicron mendominasi kasus Covid-19 baru di AS hingga 58,6%.

Dilansir dari Reuters, Gubernur Maryland Larry Hogan mengumumkan keadaan darurat 30 hari pada hari Selasa (4/1) dan memobilisasi 1.000 anggota Garda Nasional untuk operasi tanggap pandemi.

Pasalnya, pasien rawat inap Covid-19 di negara bagian itu mencapai rekor tertinggi, yakni lebih dari 3.000 orang.

"Proyeksi terbaru kami menunjukkan bahwa, rawat inap akibat Covid dapat mencapai lebih dari 5.000 orang, atau 250% lebih tinggi dari puncak kami sebelumnya yaitu 1.952 orang tahun lalu," kata Hogan dikutip dari Reuters, Rabu (5/1).

 Negara bagian lainnya yakni, Delaware, Illinois, Ohio dan Washington DC juga telah melaporkan rekor jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dalam beberapa hari terakhir.

Kemudian, Kentucky mencatat 6.915 tambahan kasus baru pada Selasa (4/1), angka ini merupakan yang tertinggi sejak awal pandemi.

Gubernur Kentucky Andy Beshear mendesak warga untuk segera divaksinasi dan mewajibkan penggunaan masker.

Pemerintah setempat pun terus mendesak warga untuk segera divaksinasi. Presiden Joe Biden juga mendorong warga yang telah menerima dua dosis lengkap vaksin Covid-19 untuk mulai menerima dosis ketiga atau booster.

Selain itu, pemerintah menggandakan pesanan pil antivirus Covid-19 Pfizer Inc menjadi total 20 juta kursus pengobatan.

Sementara itu, pada Selasa (4/1), CDC merekomendasikan untuk memperpendek interval antara dosis vaksin Covid-19 kedua Pfizer-BioNTech dan suntikan booster menjadi lima bulan dari sebelumnya enam bulan.

 

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi