Kerusuhan Kazakhstan Tewaskan Puluhan Orang, WNI Diminta Diam di Rumah
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Kazakhstan Fadjroel Rachman mengimbau warga negara Indonesia (WNI) yang berada di negara tersebut tidak bepergian ke luar rumah.
Himbauan dikeluarkan mengingat makin panasnya situasi politik, sosial, dan keamanan di sana.
"Sehubungan dengan perkembangan situasi di Kazakhstan dan diumumkannya 'State of Emergency' oleh Presiden Kazakhstan, dengan hormat disampaikan imbauan kepada seluruh WNI di wilayah Kazakhstan untuk selalu waspada dan berhati-hati," kata Fadjroel dalam keterangan resminya, Jumat (7/1).
Fadjroel mengimbau kepada seluruh WNI untuk menjauhi kerumunan dan tidak berpergian ke luar rumah kecuali untuk hal-hal penting.
Selain itu, WNI diminta untuk mematuhi aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat, menjaga ketertiban, dan tidak ikut dalam aksi-aksi massa yang dilakukan di wilayah setempat.
Ia juga meminta WNI untuk tidak yang bersifat publik terhadap perkembangan situasi dalam negeri Kazakhstan.
Dia juga berharap WNI agar saling berkomunikasi dengan sesama WNI yang berada di kota/wilayah masing-masing.
"Berkomunikasi dengan KBRI melalui grup WNI dan jalur-jalur komunikasi yang memungkinkan untuk memberikan update kondisi masing-masing untuk diketahui bersama," katanya.
Adapun, alamat KBRI Kazakhstan berada di Street 22 Nursultan 020000, atau bisa menghubungi hotline KBRI 24 jam melalui SMS, telepon atau WhatsApp Group 77718360245.
Lebih lanjut, ia memastikan bahwa 141 WNI yang berada di Republik Kazakhtan dan 3 WNI di Tajikistan daam keadaan sehat dan aman.
Dia menjamin, pihaknya akan memberikan layanan yang baik kepada para WNI dalam masa darurat ini.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk menghadapi situasi ini. Kami mohon doanya agar sehat, selamat dan dapat melalui kondisi ini dengan sebaik-baiknya," ujar dia.
Sebagaimana diketahui, pada 4 Januari lalu, Presiden Kazakhtan Kassym-Jomart Tokayev telah menerbitkan dekrit Presiden yang menyatakan bahwa negara Kazakhtan berada dalam keadaan darurat dari 5 hingga 19 Januari 2022.
Keadaan darurat ditetapkan setelah terjadi kerusuhan yang dipicu dari kenaikan harga gas. Selain itu, Presiden Kassym juga memberlakukan jam malam mulai pukul 23.00 hingga 07.00 pagi.
CNN melaporkan puluhan warga dan 13 anggota kepolisian tewas sementara ribuan lainnya luka-luka saat kerusuhan meledak di Kota Almaty, kota terbesar di Kazakhstan.
Kerusuhan terjadi saat militer Rusia mencoba mengamankan kerumunan masa yang berdemo dan membakar gedung-gedung pemerintah.
Rusia mengirim sekitar 2.500 tentara sebagai bagian pasukan perdamaian Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO). CSTO merupakan aliansi militer yang beranggotakan beberapa negara bekas Uni Soviet dan dipimpin oleh Rusia.
Gejolak politik dan sosial di Kazakstan bermula saaat pemerintah pada Selasa (4/1) mengumumkan akan menaikkan harga LPG.
LPG banyak dipakai sebagai bahan bakar mobil di negara tersebut untuk menggantikan bahan bakar minyak yang mahal.
Kerusuhan di Kazakhstan langsung membuat harga uranium di pasar dunia melonjak 8% ke level US$45,25 per pound pada Kamis (5/1). Negara pecahan Uni Soviet tersebut merupakan salah satu produsen uranium terbesar di dunia, dengan kontribusi hampir 40%.