JP Morgan Ramal Harga Minyak Sentuh US$ 150 per Barel pada 2023

Happy Fajrian
6 Desember 2021, 16:28
harga minyak, jp morgan, opec
ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Kilang Minyak Putri Tujuh milik Pertamina UP II Dumai.

JP Morgan memprediksi harga minyak menyentuh level US$ 125 per barel pada 2022 dan berpotensi menjadi US$ 150 pada 2023 jika kapasitas produksi negara-negara produsen minyak dan sekutunya, yang dikenal dengan sebutan OPEC+, tak mampu mengimbangi peningkatan permintaan global.

OPEC+ pun telah memutuskan untuk mempertahankan kebijakannya untuk meningkatkan pasokan minyak ke pasar bulanan secara perlahan sebesar 400.000 barel per hari. JP Morgan memperkirakan permintaan minyak global pada 2022-2023 mencapai 99,8-101,5 juta barel per hari.

“Setelah potensi volume produksi grup (OPEC+) sesungguhnya diketahui, ini akan mendorong premi risiko yang lebih tinggi untuk harga minyak. OPEC+ diperkirakan akan memperlambat peningkatan pasokan pada awal 2022 dan tidak mungkin meningkatkan pasokan jika harga minyak tak mendukung,” tulis laporan JP Morgan seperti dikutip dari Reuters pada Senin (6/12).

Harga minyak berfluktuasi secara signifikan dalam beberapa waktu terakhir, didorong oleh rencana Amerika Serikat (AS) melepas cadangan minyaknya ke pasar, serta kekhawatiran tentang varian baru virus corona yang bernama Omicron.

OPEC+ telah berselisih dengan Amerika, yang telah meminta kelompok itu untuk meningkatkan produksi guna membantu ekonomi global. Sedangkan produsen minyak menegaskan mereka tidak ingin menghambat pemulihan industri energi yang rapuh dengan membanjiri pasar dengan minyak.

"Dalam masa-masa yang tidak pasti ini, sangat penting bahwa kami - bersama dengan negara-negara non-OPEC tetap berhati-hati dalam pendekatan kami dan siap untuk proaktif karena kondisi pasar menjamin," kata presiden bergilir OPEC, Diamantino Pedro Azevedo.

Sejak Agustus, OPEC+ telah meningkatkan tambahan pasokan minyak global sebanyak 400.000 barel per hari (bph) secara bertahap untuk mengkompensasi pemotongan pasokan yang telah disepakati pada 2020 ketika permintaan melemah karena pandemi Covid-19.

"Secara umum, dampak Omicron saat ini tampaknya terkait bahan bakar jet, terutama di Afrika dan Eropa. Permintaan bahan bakar transportasi di Eropa mungkin juga terpengaruh," tulis laporan OPEC+.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...