Kasus Covid-19 Global Lewati Rekor 2 Juta/Hari di Pekan Pertama 2022

ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Segar/AWW/djo
Seorang wanita memakai masker berjalan di sekolah yang tutup setelah pemerintah kota Newark memerintahkan siswa kembali belajar jarak jauh akibat penyebaran virus corona varian (COVID-19) di Newark, New Jersey, Amerika Serikat, Selasa (4/1/2022).
Penulis: Maesaroh
9/1/2022, 09.59 WIB

Lonjakan kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia belum juga berhenti. Hitungan AFP menunjukan rata-rata tambahan kasus Covid-19 di seluruh dunia pada periode 1-7 Januari mencapai dua juta per hari.

Angka tersebut merupakan rekor baru sejak pandemi melanda dunia Maret tahun 2020.

Pada periode 1-7 Januari,  rata-rata kasus tambahan Covid-19 global berada di angka 2.106.118 per hari. Angka tersebut melewati rekor harian sebanyak 1 juta per hari yang tercatat pada 23-29 Desember 2021.

Kasus Covid-19 melonjak 270% sejak Omicron menyebar pada akhir November lalu.

Sejumlah negara juga terus melaporkan rekor tambahan kasus baru, termasuk Filipina dan Brasil. Tambahan kasus juga membuat lonjakan pasien rawat inap melonjak di Amerika Serikat.

 Kawasan Eropa dan Amerika Utara termasuk Amerika Serikat dan Kanada menjadi pusat penyebaran Covid-19. Dalam sepekan terakhir, dua kawasan tersebut menyumbang 33% kasus Covid-19 global.

Pada periode 1-7 Januari, kasus Covid-19 melonjak 47% di Eropa dan 76% di Amerika Utara dibandingkan pekan sebelumnya.

Di kawasan Oceania, kasus tambahan Covid melesat 224% sementara di kawasan Amerika Latin sebesar 148%.
Dalam sepekan terakhir, tambahan kasus di Timur Tengah melonjak 116% dan di kawasan Asia sebanyak 145%.

Namun, di tengah lonjakan kasus Covid, angka kematian yang dilaporkan tidak setinggi pada periode tahun 2020.

Rata-rata angka kematian di seluruh dunia mencapai 6.237 jiwa per hari. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak Oktober 2020.

 Kendati angka kematian tidak setinggi pada periode sebelumnya, ahli kesehatan tetap mengingatkan akan bahaya Covid, termasuk varian Omicron. Pasalnya, kasus yang terus melonjak bisa membuat layanan kesehatan kolap.

Lonjakan kasus di Amerika Serikat membuat rumah sakit tersebut mulai kewalahan. Berdasarkan hitungan Reuters, jumlah pasien rawat inap di Negara Paman Sam akan mencapai rekor dalam waktu dekat.

Jumlah pasien rawat inap terus merangkak naik sejak akhir Desember dan mencapai 132.000 pada hari Jumat (7/1).

Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat dan melewati catatan 142.000 pada pertengahan Januari 2021.

Lonjakan pasien ini membuat petugas kesehatan kewalahan karena jumlah mereka pun berkurang mengingat sebagaian dari petugas tersebut banyak yang terinfeksi.

 Jumlah pasien rawat inap terbanyak ada di wilayah New York, di mana angkanya mencapai 43% dari total pasien yang dirawat.

Banyaknya pasien Covid-19 yang dirawat membuat rumah sakit-rumah sakit di New York hanya melaksanakan operasi mendesak untuk penyakit lainnya.

Pasalnya, tenaga kerja mereka tidak mencukupi jika harus menjalankan seluruh operasi.

"Dalam dua hari, angka pasien rawat inap ini akan mencapai rekor. Situasi di Januari sangat sulit tetapi akan membaik di Februari,"tutur Gubernur New York Kathy Hochul, seperti dikutip Reuters.

Banyak dokter dan perawat yang frustasi karena kenaikan pasien disebabkan mereka yang belum divaksin.
"Banyak kematian yang seharusnya tidak terjadi," tutur Lynne Kokoczka, perawat di Cleveland Clinic, Ohio.

 Sementara itu, sejumlah negara juga terus mencatat rekor tambahan kasus Covid-19.

Brasil melaporkan tambahan kasus Covid-19 sebanyak 49.303 per hari pada Sabtu (8/1). Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak pandemi. Dengan demikian, negara tersebut telah mencatat kasus Covid-19 sebanyak 22.499.525 sejak pandemi.

Angka kematian di Brasil sudah mencapai 619.937 jiwa.

Catatan rekor juga dilaporkan Filipina. Negara tersebut melaporkan tambahan kasus sebanyak 26.458 pada Sabtu (8/1). Sebanyak 102.017 warga Filipina kini tengah dirawat karena Covid-19.
Total kasus Covid-19 di Filipina kini mencapai 7,28 juta.

Presiden Rodrigo Duterte telah meyarakat yang menolak vaksin ditangkap jika mereka keluar rumah.

Sementara itu, Inggris mencatatkan angka kematian sebanyak 313 pada Sabtu (7/10). Dengan tambahan tersebut, angka kematian akibat Covid-19 di Inggris mencapai 150.057 jiwa.

Inggris adalah negara ketujuh yang telah melewati angka kematian di atas 150 ribu. Enam negara lainnya adalah Amerika Serikat, Brasil, India, Rusia, Meksiko, dan Peru.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan