Rumah Sakit di AS Kewalahan Hadapi Omicron, Rawat Inap Tembus Rekor

ANTARA FOTO/REUTERS/Caitlin Ochs/nz/cf
Ilustrasi. Amerika Serikat memiliki rata-rata lebih dari setengah juta kasus Covid-19 selama enam hari terakhir berturut-turut. Lonjakan kasus dan pasien rawat inap membuat rumah sakit kewalahan.
Penulis: Agustiyanti
11/1/2022, 08.47 WIB

Pasien rawat inap Covid-19 di Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi pada Senin (10/1) ketika lonjakan infeksi akibat varian Omicron yang sangat menukar terjadi. Total terdapat 132.646 orang yang dirawat di rumah sakit, melampaui rekor sebelumnya pada Januari tahun lalu mencapai 132.061 orang. 

Kebutuhan rawat inap pasien Covid-19 terus meningkat sejak akhir Desember, dua kali lipat dalam tiga minggu terakhir. Varian Omicron dengan cepat mengambil alih posisi varian Delta sebagai versi virus yang dominan di Amerika Serikat.

Berdasarkan catatan Reuters, Delaware, Illinois, Maine, Maryland, Missouri, Ohio, Pennsylvania, Puerto Rico, Kepulauan Virgin AS, Vermont, Virginia, Washington D.C., dan Wisconsin telah melaporkan tingkat rekor pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit baru-baru ini. 

Meskipun varian Omicron berpotensi menyebabkan gejala kurang parah dibandingkan varian sebelumnya, pejabat kesehatan telah memperingatkan bahwa banyaknya infeksi yang disebabkan oleh varian Omicron dapat membebani sistem rumah sakit. Beberapa di antaranya telah menangguhkan prosedur elektif atau terencana karena rumah sakit tengah berjuang untuk menangani lonjakan pasien di tengah kekurangan staf.

Rata-rata kasus harian dalam tujuh hari telah meningkat dua kali lupat dalam 10 hari terakhir menjadi 704 ribu kasus. Amerika Serikat memiliki rata-rata lebih dari setengah juta kasus selama enam hari terakhir berturut-turut. 

Hanya tujuh negara bagian yang belum mencatat rekor kasus Covud-19 pada tahun ini. Menurut data Reuters, mereka adalah Arizona, Idaho, Maine, Montana, North Dakota, Ohio, dan Wyoming.

Washington, D.C. mencatatkan tingkat kasus tertinggi dalam seminggu terakhir berdasarkan populasi, diikuti oleh Rhode Island, New York, New Jersey, Massachusetts, dan Vermont.

Kematian rata-rata mencapai 1.700 per hari, naik dari sekitar 1.400 dalam beberapa hari terakhir.

Lonjakan kasus Covid-19 akibat penyebaran Omicron saat ini terjadi di banyak negara, terutama di benua Eropa. Indonesia juga saat ini mulai mengalami kenaikan kasus dan bersiap menghadapi gelombang penularan varian baru ini dalam waktu dekat. 

 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan, peningkatan kasus Omicron akan terjadi dengan cepat. Namun, penurunan jumlah pasien juga diprediksi akan terjadi dalam waktu singkat.

"Memang kenaikan transmisi Omicron akan jauh lebih tinggi dari Delta," kata Budi dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (10/1).

Meski begitu, Budi memperkirakan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit akan lebih sedikit dibandingkan saat varian Delta merebak. Ia menyebut, tingkat keparahan Omicron lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya. Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk tidak panik dalam menghadapi gelombang Omicron.

"Tidak usah panik. Kita sudah persiapkan diri dengan baik," ujar dia. Masyarakat diminta untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan serta mendukung program vaksinasi. Sementara, pemerintah akan meningkatkan surveilans pada masyarakat.