Indonesia - Thailand Mulai Produksi Sendiri Obat Covid-19 Molnupiravir

ANTARA FOTO/Adwit B Pramono
Ilustrasi obat Covid-19.
Penulis: Happy Fajrian
15/1/2022, 16.42 WIB

Dalam jangka pendek PT Amarox diharapkan bisa membantu penanganan pandemi dan dalam jangka panjang mampu mendukung kemandirian obat dalam negeri. “Sehingga kalau ada pandemi selanjutnya, kita tidak bergantung kepada negara lain,” kata mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu.

Dia menambahkan, obat ini akan diberikan untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan, dengan saturasi oksigen darah di atas 95%. Hal ini ditujukan untuk mencegah pasien dirawat di rumah sakit. "Diberikan untuk orang dengan gejala yang ringan, bukan orang sudah masuk rumah sakit," kata Budi.

Adapun obat ini awalnya dikembangkan oleh Merck & Co., Inc. Berdasarkan hasil penelitian, obat ini diyakini efektif melawan berbagai varian virus corona, dan waktu yang paling ampuh untuk memberikan obat ini adalah pada tahap awal infeksi.

Merck (MSD) menyebutkan bahwa molnupiravir tidak menargetkan duri dari protein virus namun viral polimerase atau enzim yang dibutuhkan virus untuk membuat salinan dirinya sendiri.

Merck sebelumnya mengambil sampel usap (swab) laboratorium peserta dalam uji coba awal saat terjadi lonjakan rawat inap dan kematian Covid-19. Hasilnya, Delta tidak beredar luas pada saat pengujian Molnupiravir.

Pada awal tahun ini, perusahaan tersebut menyatakan hasil uji coba kecil tahap menengah menunjukkan tidak ada pasien yang positif tertular virus setelah lima hari pengobatan Molnupiravir.

Mereka saat ini melakukan dua uji coba Fase III dari antivirus yang dikembangkan bersama Ridgeback Biotherapeutics untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan Covid-19. Uji coba melibatkan pasien yang tidak dirawat di rumah sakit, memiliki gejala tidak lebih dari lima hari, dan berisiko terkena penyakit parah.

Halaman: