Ukraina Berharap Bisa Gabung Uni Eropa, Bagaimana Peluangnya?

ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholls/AWW/dj
Relawan memilah donasi di White Eagle Club, sebelum konvoi memberikan bantuan kepada mereka yang meninggalkan Ukraina akibat invasi Rusia, di selatan London, Inggris, Senin (28/2/2022).
Penulis: Nuhansa Mikrefin
Editor: Yuliawati
2/3/2022, 10.19 WIB

Pemerintah Ukraina berharap menjadi anggota Uni Eropa dan mendapat bantuan berperang melawan Rusia. Permintaan ini disampaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy setelah menandatangani permintaan bergabung dengan blok Uni Eropa pada 28 Februari lalu.

Dilansir dari Al Jazeera, Zelenskyy mengatakan Ukraina berjuang untuk menjadi anggota negara Eropa yang setara. Dia berharap anggota Uni Eropa membuktikan pengakuan Ukraina sebagai warga Eropa.

"Buktikan bahwa Anda tidak akan membiarkan kami pergi. Buktikan bahwa Anda memang orang Eropa yang memenangkan cahaya dari kegelapan, " ujar Zelenskyy.

Dalam sebuah surat terbuka, Lithuania, Latvia, Estonia, Republik Ceko, Bulgaria, Slovakia, Slovenia, dan Rumania telah menyatakan dukungannya untuk mempercepat pencalonan Ukraina sebagai anggota Uni Eropa.

Ketua pemimpin Uni Eropa Charles Michel mengatakan lembaga dan pemerintah Uni Eropa harus serius melihat permintaan Ukraina untuk tergabung dalam Uni Eropa.

Namun, langkah Ukraina bergabung ke dalam Uni Eropa belum tentu berjalan mulus. Michel mengatakan belum ada suara yang bulat di antara negara-negara Uni Eropa terhadap permintaan Ukraina. Saat ini Uni Eropa terdiri dari 27 negara.

"Ini akan sulit, kita tahu ada pandangan yang berbeda di Eropa, " kata Michel.

Lebih lanjut, Michel menyebut dewan dari pemerintah Uni Eropa harus menanggapi serius permintaan resmi dari Ukraina dan menentukan langkah yang tepat dengan sikap yang jelas.

Berdasarkan rancangan teks yang diterima Reuters, para Legislator Uni Eropa mendesak para anggota Uni Eropa menjatuhkan sanksi yang lebih berat terhadap Rusia. Sanksi tersebut ditujukan untuk melemahkan perekonomian Rusia dan basis industri Rusia, khususnya industri militer secara strategis.

Sanksi lainnya termasuk membatasi impor minyak dan gas dari Rusia, melarang Rusia dan sekutunya Belarusia dari sistem perpesanan Bank SWIFT dan menutup semua pelabuhan di Uni Eropa terhadap kapal Rusia atau kapal yang menuju atau keluar dari Rusia. Parlemen Eropa juga akan mendesak pemimpin Uni Eropa agar lebih keras terhadap pejabat yang dekat dengan kepemimpinan Rusia.

Uni Eropa juga telah mendukung Ukraina dengan memberi dana untuk mengirimkan persenjataan ke pasukan Ukraina. "Pesan dari Eropa jelas. Kami akan berdiri, kami tidak akan berpaling ketika mereka yang bertarung di jalan untuk nilai-nilai kami berdiri di bawah mesin perang Putin," kata Presiden Parlemen Uni Eropa Roberta Metsola, berbicara di depan Bendera UE dan Ukraina.

Sejauh ini tercatat 136 warga sipil Ukraina termasuk 13 anak-anak tewas dalam invasi Rusia terhadap Ukraina. Selain itu terdapat 400 warga yang mengalami luka-luka termasuk 26 anak-anak. Menurut Badan Pengungsi PBB, sejauh ini terdapat lebih dari 660 ribu warga yang meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga.

Reporter: Nuhansa Mikrefin