Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi antara negara-negara ASEAN dengan Amerika Serikat (AS) menghasilkan Joint Vision Statement atau pernyataan visi bersama.
Sebagai koordinator dalam pertemuan ini, Indonesia memimpin proses perundingan Joint Vision Statement ini. Terdapat lima poin komitmen peningkatan kerja sama pada berbagai sektor strategis.
"Secara prinsip disepakati peningkatan kemitraan dari strategis menjadi strategis komprehensif," jelas Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dalam keterangan pers terkait KTT ASEAN-AS di Washington DC, Jumat (13/5) waktu setempat.
Mengenai pembahasan lebih rinci mengenai kemitraan ini, para pihak sepakat untuk melanjutkan prosesnya dan direncakanan akan meluncur pada KTT ASEAN-AS yang digelar November 2022 mendatang.
Rento menjelaskan, pada poin pertama kedua pihak sepakat untuk memperkuat kerja sama pemulihan pandemi dan keamanan kesehatan untuk memperkuat ketahanan kesehatan kawasan.
"Melalui program ASEAN-US Health Future Initiatif, dan AS mendukung ASEAN menguatkan kapasitas manufaktur berkelanjutan untuk produk medis esential," ungkap Retno.
Selain itu, komitmen untuk meningkatkan kerja sama pada bidang ekonomi dan konektivitas. Hal ini untuk memfasilitasi penguatan rantai pasok dan konektivitas kawasan dalam menyediakan peralatan medis, obat-obatan, vaksin, serta komoditas pertanian.
Simak data mengenai kasus aktif Covid-19 di Asia Tenggara.
Kemudian juga mendorong terciptanya transportasi berkelanjutan, termasuk kendaraan listrik serta memperkuat kapasitas cyber security dan pemajuan literasi digital yang inklusif.
Selanjutnya, dalam pernyataan bersama ini, kedua pihak juga sepakat untuk menerapkan kerja sama dalam meningkatkan program perubahan iklim.
Program US-ASEAN Climate Future akan mengalokasikan dana untuk mendukung implementasi Nationally Determined Contribution (NDC) dari negara-negara ASEAN untuk mendukung percepatan transisi energi bersih, "Melalui skema financing, blended finance, dan transfer teknologi," kata Retno.
Poin keempat, peningkatan kerja sama bidang pendidikan, termasuk penguatan kolaborasi universitas dan perusahaan swasta.
Program ini akan dialokasikan untuk peningkatan pembangunan pendidikan, pelatihan guru, serta promosi untuk pengarusutamaan gender.
Terakhir, peningkatan kerja sama di bidang maritim melalui ASEAN-Led Mechanism. "Dalam bentuk memperkuat koordinasi antar maritime law enforcement agency di bidang maritim domain, awarenens SAR, keamanan maritim dan pemberantasan IUU (illegal, unreported and unregulated) fishing," ungkap Retno.
Kegiatan Presiden Joko Widodo pada KTT ASEAN-AS ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama konkrit negara-negara di kawasan ASEAN dengan Amerika Serikat. Retno mengatakan forum seperti ini diperlukan demi menjaga dan memberikan kontribusi terhadap perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan Indo-Pasifik.