Beredar Gambar Satelit di Krematorium Cina, Kematian Covid Melonjak?

ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/hp.
Massa memadati tempat tes PCR di pinggir jalan di Distrik Chaoyang, Kota Beijing, China, Sabtu (3/12).
Penulis: Yuliawati
13/1/2023, 12.45 WIB

Beredar gambar satelit baru-baru ini yang menunjukkan peningkatan aktivitas pada rumah duka dan krematorium di beberapa kota di Cina. Informasi ini menimbulkan kecurigaan kematian akibat Covid-19 di Negeri Ginseng meningkat.

Jean-Pierre Cabestan, pakar Cina dan profesor emeritus di Hong Kong Baptist University, mengatakan kepada TIME bahwa citra satelit itu “menunjukkan bahwa jumlah kematian jauh lebih tinggi daripada yang dikatakan pihak berwenang.”

TIME memuat beberapa gambar satelit dari beberapa lokasi yang dikutip Jumat (13/1). Pertama, jepretan dari Rumah Duka Distrik Tongzhou di Beijing yang menunjukkan pembuatan tempat parkir baru pada 24 Desember 2022. Dalam gambar satelit tampak lusinan kendaraan terparkir. Gambar serupa tidak tampak dari citra satelit yang diambil sekitar tiga minggu sebelumnya.

Kedua, puluhan kendaraan terlihat antri di luar dan diparkir di samping kompleks Rumah Duka Nanjing di provinsi Jiangsu timur. Gambar diambil dari citra satelit pada 3 Januari. Tak tampak gambar kendaraan berdasarkan citra satelit pada 9 November 2022.

Ketiga, citra satelit menunjukkan banyak kendaraan, termasuk kendaraan berwarna putih yang mirip mobil jenazah mengelilingi Rumah Duka Donglin
di Chengdu, Provinsi Sichuan. Foto area yang diambil setahun sebelumnya pada 18 Desember 2021, hampir tidak menunjukkan kendaraan apa pun di area tersebut.

Cina Tidak Merilis Angka Covid-19

Beredarnya gambar satelit itu bersamaan dengan langkah pemerintah Cina yang tidak memperbarui laporan COVID-19 hariannya selama tiga hari. Kebijakan ini menimbulkan keraguan transparansi.

Cabestan mengatakan sulit mengakses informasi yang kredibel tentang situasi Covid-19 di Cina. Akibatnya banyak orang mudah curiga dengan informasi dari pemerintah. “Seluruh pemadaman informasi ini menjadi bumerang bagi pemerintah,” kata Cabestan kepada TIME.

Pejabat kesehatan senior Cina pada hari Rabu mengklaim masih terlalu dini untuk menghitung kematian dan infeksi Covid-19 yang akurat. Cina juga hanya menghitung kematian akibat pneumonia dan gagal napas sebagai kematian terkait Covid-19, sedangkan pemerintah lain menggunakan metrik yang berbeda.

Wu Zunyou, kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian Penyakit China, mengatakan Pusat berencana untuk merilis data kematian berlebih untuk menghilangkan kekhawatiran atas kebenaran statistik mereka. Tidak ada kejelasan kapan data ini akan tersedia.

Pemerintah Cina tak memperbarui laporan Covid-19 harian selama tiga hari terakhir hingga Kamis (12/1). Laporan Covid-19 yang dipublikasikan terkahir kali pada Senin (9/1).

Sejak Minggu (25/12), pemerintah Cina tidak lagi menyiarkan data terbaru mengenai penambahan kasus Covid-19.  Keputusan untuk menghentikan publikasi data Covid-19 muncul di tengah keraguan tentang keandalan data yang dikeluarkan otoritas Cina ketika jumlah kasus terus melonjak setelah pembatasan-pembatasan ketat tiba-tiba diperlonggar.

"Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (CDC) China akan merilis berbagai hal terkait Covid-19 untuk kepentingan penelitian dan pengayaan referensi," menurut Komisi Kesehatan Nasional Cina (NHC),  Minggu (25/12).