Kekerasan dengan menggunakan senjata api kembali terjadi di Amerika Serikat (AS). Kali ini, Seorang perempuan berusia 28 tahun yang bersenjata api menembak mati tiga anak dan tiga staf di sebuah sekolah dasar di Nashville, pada Selasa (28/3).
Terkait kasus tersebut, organisasi nirlaba Gun Violence Archive mengungkapkan, terdapat 130 insiden penembakan massal yang terjadi di AS sepanjang tahun ini. Kekerasan senjata tersebut telah menewaskan lebih dari 10.000 orang hingga 28 Maret 2023.
Data menunjukkan, jumlah orang yang bunuh diri dengan senjata api sejak awal tahun ini sebanyak 5.742, sedangkan 4.266 lainnya tewas akibat pembunuhan, penembakan yang tak disengaja dan penggunaan senjata untuk membela diri. Lebih dari 7.500 orang lainnya terluka.
Sementara itu untuk anak di bawah umur, 59 anak berusia 0-11 tahun meninggal dunia dalam insiden sama, diikuti 347 anak lainnya yang berusia 12-17 tahun.
Menanggapi hal itu Presiden AS Joe Biden mengatakan, Kongres AS harus bertindak mensahkan larangan kepemilikan senjata serbu.
"Saya telah menjalankan otoritas eksekutif saya sepenuhnya untuk mengatur apa pun tentang senjata," kata Biden seperti dikutip Anadolu, Rabu (29/3).
Sebelumnya, negara bagian Tennessee di AS menjadi berita utama pada awal pekan ini, setelah insiden penembakan massal di sekolah Kristen swasta, SD Covenant School di Nashville, yang menyebabkan tiga anak dan tiga orang dewasa tewas.
Pelaku penembakan, Audrey Hale (28) adalah mantan siswa sekolah yang dikenal sebagai transgender. Dia tewas dalam baku tembak dengan tim polisi beranggotakan lima orang di lantai dua sekolah, kata pihak berwenang.