Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyerukan kepada para pemimpin di 194 negara anggota untuk berupaya mencapai pemerataan kesehatan.
Hal ini disampaikan Perwakilan WHO untuk Indonesia, N. Paranietharan, saat merayakan ulang tahun WHO ke-75 yang menandai tonggak sejarah kesehatan dunia. Pada hari jadinya, WHO berefleksi terkait kemajuan yang dicapai dalam kesehatan masyarakat, dan berkomitmen kembali mencapai pemerataan kesehatan untuk semua.
Lembaga internasional ini juga menekankan pentingnya memastikan setiap orang memiliki akses ke layanan kesehatan dasar, tanpa diskriminasi.
“Kita harus ingat bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia yang mendasar. Tidak seorang pun boleh tertinggal, dan setiap orang harus memiliki akses ke layanan kesehatan yang berkualitas,” ujar Paranietharan dalam keterangan tertulis yang diterima Katadata, dikutip Jumat (7/4).
Menurut dia, pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa melindungi kesehatan merupakan hal mendasar bagi ekonomi, masyarakat, keamanan, dan stabilitas dunia.
Belajar dari pandemi terburuk dalam sejarah ini, WHO siap mendukung negara-negara di dunia dalam menegosiasikan kesepakatan pandemi, revisi Peraturan Kesehatan Internasional, serta inisiatif keuangan, tata kelola, dan operasional lainnya untuk mempersiapkan dunia menghadapi pandemi di masa depan.
Di Tanah Air, Paranietharan menambahkan, WHO mengapresiasi upaya Indonesia untuk meningkatkan pemerataan kesehatan, termasuk hadirnya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang kini mencakup lebih dari 90% populasi. WHO berkomitmen terus mendukung Indonesia dalam mencapai tujuan ini.
"Indonesia telah membuat langkah besar dalam meningkatkan hasil kesehatan bagi masyarakatnya, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," katanya.
Maka itu, dia mengimbau pemerintah Indonesia untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk WHO, guna memastikan setiap orang memiliki kesempatan untuk hidup sehat dan produktif.