Bos Geng Narkoba Kabur dari Penjara, Ekuador Keadaan Darurat 60 Hari

YouTube The Telegraph
Seseorang membawa senjata api dan menyerang staf stasiun televisi di Ekuador
Penulis: Desy Setyowati
11/1/2024, 06.26 WIB

Gembong narkoba Jose Adolfo Macias alias Fito kabur dari penjara di Ekuador (8/1). Geng narkoba menyandera 130 lebih sipir dan sempat menyiarkan siaran langsung di salah satu stasiun televisi pada Selasa (9/1).

Gelombang kekerasan terjadi di jalan-jalan sepi. Presiden Ekuador Daniel Noboa pun mengumumkan keadaan darurat 60 hari, setelah setidaknya 10 orang tewas dalam serangkaian serangan, termasuk polisi.

Selama keadaan darurat, pemerintah Ekuador menerapkan jam malam. 

Bisnis dan kantor ditutup di sebagian besar kota di Ekuador. Anak-anak dipulangkan untuk belajar online hingga akhir minggu.

Dalam video yang beredar di media sosial, orang-orang bersenjata menyerbu stasiun TV dan melakukan siaran langsung di televisi sebelum ditangkap oleh pasukan khusus polisi.

Berdasarkan video itu, geng narkoba melakukan serangkaian serangan termasuk bom mobil, pembunuhan petugas polisi di jalan, pembunuhan sipir, serta upaya pengambilalihan rumah sakit dan universitas di Guayaquil. Polisi Ekuador mengonfirmasi dua petugas tewas.

“Kami memerangi terorisme narkotika,” kata Noboa dalam wawancara radio pada Rabu (10/1), dikutip dari The Guardian, Kamis (11/1). “Mereka menyebarkan gambar untuk menakut-nakuti masyarakat dan membuat presiden bertekuk lutut. Hal itu tidak akan terjadi.”

“Saya bersimpati dengan keluarga. Kami berada dalam keadaan perang dan kami tidak bisa menyerah,” Noboa menambahkan.

Presiden Ekuador pun mengumumkan sejumlah kebijakan pada Selasa (9/1). Ia  menetapkan hampir dua lusin geng sebagai kelompok teroris dan memberi wewenang kepada militer untuk ‘menetralisir’ faksi kejahatan dalam batas-batas hukum kemanusiaan internasional.

“Mereka telah menciptakan gelombang kekerasan untuk menakut-nakuti masyarakat,” kata Kepala Komando Gabungan Angkatan Bersenjata Laksamana Jaime Vela. “Mulai saat ini, setiap kelompok teroris yang diidentifikasi menjadi sasaran militer.”

Noboa, yang terpilih pada Oktober 2023, mengumumkan keadaan darurat selama dua bulan. Pemerintah Ekuador menyampaikan, kerusuhan oleh geng narkoba merupakan reaksi terhadap rencana Noboa membangun dua penjara baru dengan keamanan tinggi bagi para pemimpin geng.

Rencana pembuatan penjara baru itu seperti strategi Presiden El Salvador Nayib Bukele, yang telah membangun penjara terbesar di Amerika untuk menampung 70 ribu anggota geng di tengah meningkatnya kekhawatiran hak asasi manusia mengenai proses hukum dan pemenjaraan orang-orang yang tidak bersalah.