Indonesia Kecam Keras Israel yang Tembaki 100 Warga Sipil di Gaza

ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/nz
Warga mengikuti aksi solidaritas untuk Palestina di kawasan Nol Kilometer Yogyakarta, Sabtu (13/1/2024). Aksi 100 hari geosida Israel ke Palestina yang diikuti masyarakat Yogyakarta dari berbagai elemen tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian terhadap rakyat Palestina yang mengalami penderitaan akibat serangan militer Israel.
Penulis: Hari Widowati
2/3/2024, 14.36 WIB

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI mengecam keras penembakan warga sipil Palestina oleh Israel di Gaza. Indonesia juga mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera menyepakati resolusi mengenai gencatan senjata.

Kemenlu RI lewat unggahan di akun Twitter (X), pada Sabtu (2/3), resmi menyerukan empat hal sebagai respons atas serangan Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza. Pertama, Indonesia mengecam keras penembakan warga sipil Palestina oleh Israel di Gaza yang menewaskan sekurangnya 100 orang yang sedang mencari bantuan kemanusiaan.

Kedua, Kemenlu RI mempertanyakan apakah tragedi kemanusiaan ini masih belum cukup bagi Dewan Keamanan PBB untuk menyepakati resolusi mengenai gencatan senjata. Ketiga, Indonesia mengingatkan Dewan Keamanan PBB bahwa tidak ada satupun negara yang berada di atas hukum.

Keempat, Indonesia mendesak negara-negara untuk menghentikan bantuan senjata ke Israel demi keadilan dan kemanusiaan.

Beberapa warga Palestina yang terluka dalam bencana pengiriman bantuan ke Gaza mengatakan bahwa pasukan Israel menembaki mereka ketika mereka bergegas mengambil makanan untuk keluarga mereka. Mereka menggambarkan sebuah adegan teror dan kekacauan.

Menurut laporan Reuters, otoritas kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan 115 orang tewas dalam insiden hari Kamis (29/2),. Mereka mengaitkan kematian tersebut dengan tembakan Israel dan menyebutnya sebagai pembantaian. Israel membantah angka-angka tersebut dan mengatakan bahwa sebagian besar korban tewas terinjak-injak atau ditabrak.

Namun, seorang pejabat Israel juga mengatakan bahwa tentara melepaskan tembakan peringatan ke udara dan kemudian menembaki mereka yang tidak bergerak menjauh dan dianggap sebagai ancaman. Ketika ditanya berapa banyak orang yang tertembak, ia menambahkan bahwa ini adalah tembakan peringatan.

Insiden ini menggarisbawahi runtuhnya distribusi bantuan yang teratur di daerah-daerah Gaza yang diduduki oleh pasukan Israel tanpa adanya pemerintahan dan badan utama PBB UNRWA yang dilumpuhkan oleh penyelidikan atas dugaan hubungan dengan Hamas.

Halaman: