Gelar Pemungutan Suara, Kanada akan Setop Jual Senjata ke Israel

ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berjalan usai menyampaikan pandangannya dalam sesi pleno XIII B20 Summit Indonesia 2022 di BNDCC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (14/11/2022).
20/3/2024, 08.12 WIB

Pemerintah Kanada akan menghentikan penjualan senjata ke Israel. Hal ini merupakan hasil pemungutan suara di parlemen Kanada pada Selasa (19/3).

Mosi ini diajukan oleh Partai Demokrat Baru (NDP) yang meminta pemerintahan Partai Liberal menyetop ekspor senjata ke Israel. NDP yang didukung oleh Partai Liberal, Blok Québécois dan Partai Hijau memenangkan voting 204-117.

"Ini (setop ekspor senjata ke Israel) adalah hal yang nyata," kata Menteri Luar Negeri Kanada Mélanie Joly dikutip dari The Guardian, Rabu (20/3).

Partai Demokrat Baru, yang mendukung pemerintahan minoritas Perdana Menteri Justin Trudeau sebelumnya mengungkapkan rasa frustrasi mereka atas kegagalan melindungi warga sipil di Gaza.

Hasil voting juga meminta pemerintah mendukung upaya berdirinya negara Palestina. Adapun, pemungutan ini berjalan menyusul kesepakatan pada menit-menit terakhir Partai Liberal dengan NDP yang meminta pemerintah mengakui Palestina.

Kondisi Gaza (Instagram @unitednation)

Pemerintah Kanada sebelumnya mengatakan meski ada rencana menghentikan ekspor senjata ke Israel, namun hal tersebut akan ditinjau secara kasus per kasus.

Hasil putusan ini ditanggapi beragam oleh berbagai pihak. Kelompok aktitivis Kanada untuk Keadilan dan Perdamaian di Timur Tengah skeptis dengan hasil voting. Meski demikian mereka memberikan catatan positif.

"(Ini) langkah kecil ke depan untuk mengakhiri keterlibatan Kanada dalam perang genosida Israel di Gaza," demikian keterangan mereka.

Sedangkan kelompok lobi Pusat Urusan Israel dan Yahudi mengatakan hasil voting menunjukkan Kanada salah arah. Mereka mengatakan hasil pemungutan suara ini tak akan efektif mengatasi krisis kemanusiaan.

"Hal ini tidak akan membebaskan warga Gaza dari kekuasaan tirani proksi Iran, Hamas," demikian pernyataan mereka.