Palestina Gagal jadi Anggota Penuh PBB, Rusia Sentil Amerika Serikat

UN Photo/Evan Schneider
Sidang Dewan Keamanan PBB
19/4/2024, 15.19 WIB

Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB, Vassily Nebenzya, sepakat memberikan keanggotaan penuh PBB bagi Palestina. Ia turut merespons langkah Amerika Serikat yang memveto status kenegaraan Palestina.

Nebenzya mengatakan veto Amerika Serikat di Dewan Keamanan PBB biayanya setara dengan ribuan nyawa warga Palestina. "Kita tidak boleh lupa bahwa itu juga punya harga sepadan: kehidupan ribuan warga Gaza,” kata Nebenzya, dikutip dari Anadolu Agency, Jumat (19/4).

Nebenzya sendiri mengatakan bahwa hampir seluruh masyarakat global akan sepakat mendaftarkan Palestina sebagai anggota penuh PBB. Oleh karena itu, veto yang dilayangkan Amerika menunjukkan bagaimana negara itu memandang warga Palestina.

“Washington berpikir mereka tidak layak mendapat negara sendiri, dan ini hanya mengakomodir kepentingan Israel,” katanya.

 Amerika Serikat telah memblokir resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang akan mengakui negara Palestina pada Kamis (19/4).  Dua belas anggota Dewan Keamanan telah memberikan suara mendukung resolusi tersebut, AS memveto, sedangkan dua negara abstain.

 Vedant Patel, Wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, telah mengumumkan sebelumnya bahwa AS akan memberikan suara menentang resolusi tersebut.

"(Sikap) AS sangat jelas, secara konsisten, bahwa tindakan prematur di New York (Markas PBB),  dengan niat terbaik sekalipun, tidak akan mencapai kenegaraan bagi rakyat Palestina," kata Patel seperti dikutip CNN, Kamis (18/4).

 Dia juga mencatat bahwa tidak ada suara bulat mengenai apakah Palestina memenuhi kriteria keanggotaan sebagai negara di PBB. Patel mengatakan AS percaya bahwa kenegaraan di masa depan harus bergantung pada negosiasi antara Israel dan perwakilan Palestina.

"Dengan dukungan Amerika Serikat dan mitra lain yang memiliki tujuan yang sama," kata Patel.

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengkritik keras veto AS. Ia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa veto tersebut tidak adil, tidak bermoral, dan tidak dapat dibenarkan,.

Keputusan untuk memasukkan Palestina ke dalam anggota PBB sendiri bisa tercapai bila mendapat dukungan atau vote sembilan dari 15 anggota permanen dan nonpermanen PBB. Lalu, tidak boleh ada veto yang diajukan dari Inggris, Perancis, Rusia, Cina, dan Amerika.

Dalam sidang Kamis (18/4) waktu setempat, seluruh anggota negara nonpermanen sepakat untuk mendaftarkan Palestina sebagai anggota penuh PBB. Mereka ialah Slovenia, Sierra Leone, Korea Selatan, Mozambik, Malta, Jepang, Guyana, Ekuador, dan Algeria.

Begitu juga empat anggota permanen PBB turut menyepakati resolusi ini. Hanya Amerika yang tidak menyepakati, hingga mengeluarkan veto.

 

 

 

Reporter: Amelia Yesidora