Turki Setop Ekspor, Bolivia dan Kolombia Putus Hubungan dengan Israel
Turki menyetop ekspor dan impor ke dan dari Israel. Bolivia dan Kolombia memutus hubungan diplomatik dengan Israel.
“Transaksi ekspor dan impor terkait Israel telah dihentikan, mencakup semua produk,” kata Kementerian Perdagangan Turki dalam pernyataan pers, dikutip dari Aljazeera, Kamis (2/5).
“Turki akan secara ketat dan tegas menerapkan langkah-langkah baru ini sampai Pemerintah Israel mengizinkan aliran bantuan kemanusiaan yang cukup dan tidak terputus ke Gaza,” kementerian menambahkan.
Kebijakan tersebut diumumkan setelah Menteri Luar Negeri Israel mengatakan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melanggar perjanjian dengan memblokir pelabuhan untuk menangani impor dan ekspor Israel.
“Beginilah perilaku seorang diktator, mengabaikan kepentingan rakyat dan pengusaha Turki, serta mengabaikan perjanjian perdagangan internasional,” kata Israel Katz dalam unggahan di X.
Turki bulan lalu memberlakukan pembatasan perdagangan terhadap Israel karena menolak untuk mengizinkan Ankara mengambil bagian dalam pengiriman bantuan melalui udara untuk Gaza.
Bolivia dan Kolombia Putus Hubungan dengan Israel
Bolivia dan Kolombia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Langkah ini sebagai respons terhadap Israel yang terus menerus melakukan serangan ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023.
Presiden Kolombia Gustavo Petro mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menurut dia melakukan genosida lewat sejumlah serangan militer di Jalur Gaza.
Petro mengatakan, Kolombia berkomitmen untuk bergabung dengan Afrika Selatan guna mendukung pengusutan pembunuhan massal yang dituduhkan kepada Israel di forum Mahkamah Internasional atau International Court Of Justice (ICJ).
Petro mengumumkan komitmen itu saat memberikan orasi di tengah masa buruh yang berkumpul di Bogota untuk memperingati Hari Buruh Internasional. "Kami akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena memiliki pemerintahan yang melakukan genosida,” kata Petro dikutip dari Reuters, Rabu (1/5).
Petro juga mendorong para pimpinan negara lainnya untuk berada menyatakan sikap serupa. Menurut dia, aksi militer Israel di Jalur Gaza perlu segera dihentikan. "Negara-negara (lain) tidak bisa pasif dalam menghadapi kejadian di Gaza," ujar Petro.
Sikap Kolombia sebelumnya telah dijalankan oleh Bolivia yang telah menyudahi hubungan diplomatik dengan Israel sejak Oktober tahun lalu. Sementara itu, sejumlah negara Amerika Latin lainnya seperti Cili dan Honduras telah menarik duta besar mereka dari Israel.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menuduh Petro sebagai sosok antisemit dan penuh kebencian. Dia mengatakan langkah Petro merupakan dukungan bagi kelompok bersenjata Hamas.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Palestina pada pekan pertama Maret melaporkan bahwa 30.717 warga Palestina tewas dan 72.156 terluka dalam serangan militer Israel di Jalur Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023.
Kementerian menyebut, lebih dari 500 ribu orang tinggal di Gaza utara. Serangan Israel yang masif merupakan tindakan genosida yang paling mengerikan.