Israel Masuk Daftar Hitam PBB Lantaran Bahayakan Anak dalam Perang

ANTARA FOTO/REUTERS/Amir Cohen/RWA/dj
Amir Cohen Seekor burung terbang di depan spanduk kampanye partai Likud dengan gambar pemimpin mereka Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menjelang pemilihan 23 Maret mendatang, di kota bagian utara perbatasan Israel-Arab, Nazareth, Sabtu (13/3/2021).
Penulis: Ira Guslina Sufa
8/6/2024, 11.25 WIB

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan telah memasukkan Israel ke dalam daftar hitam negara dan organisasi yang membahayakan anak-anak di daerah konflik.  Guterres mengatakan keputusan itu telah disampaikan pada atase pertahanan Israel di Amerika Serikat, Mayor Jenderal Hidai Zilberman.

Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth menulis Israel sebelumnya telah membujuk Guterres sekuat tenaga supaya tidak memasukkan Israel ke daftar hitam. Namun upaya Israel gagal. Kabar itu juga disiarkan di Televisi Israel Channel 13.

Menurut Guterres, Israel akan disebut dalam daftar hitam yang akan dirilis pekan depan sebagai laporan kepada anggota Dewan Keamanan PBB. Laporan akan dibahas dalam rapat yang digelar pada 26 Juni.

Bulan lalu, Yedioth Ahronoth dan platform daringnya, Ynet, melaporkan adanya kekhawatiran besar Israel terhadap keputusan tersebut, menyusul sejumlah pernyataan keras Guterres atas Israel. Sumber yang dikutip warta tersebut menyebut Sekjen PBB tidak menyukai Israel dan tidak dapat dipengaruhi.

Israel khawatir daftar hitam yang mencantumkan negaranya tersebut akan berimbas pada embargo senjata. Harian Israel tersebut juga mencatat salah satu konsekuensi dari daftar hitam tersebut adalah rusaknya reputasi Israel ketika laporan tersebut direspons komunitas internasional dan dikutip badan PBB.

Sebelumnya, entitas yang tercantum dalam daftar hitam tersebut adalah negara-negara seperti Afghanistan, Mali, Myanmar, Somalia, Sudan, Yaman, dan Suriah. Organisasi teroris seperti Al Qaida, ISIS, Al Shabaab, dan Boko Haram juga masuk dalam daftar hitam. 

Laporan yang ditulis oleh Perwakilan Khusus PBB untuk Anak dan Konflik Bersenjata Virginia Gamba tersebut akan merangkum peristiwa tahun 2023. Laporan juga memuat meningkatnya insiden korban jiwa anak akibat agresi Israel ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023.

Data laporan tersebut berasal dari informasi dari organisasi PBB dan sumber lokal. Pencantuman suatu entitas dalam laporan tersebut akan berimbas pada munculnya laporan rinci terhadap entitas itu.

Dengan demikian, perwakilan khusus PBB tersebut akan membuat laporan spesifik terkait Israel yang akan mereka sampaikan kepada DK PBB. Walau begitu, laporan tersebut tidak eksplisit menyebut Israel atau militer Israel, namun hanya menyebut "pasukan keamanan Israel".

Rancangan laporan daftar hitam yang diterima pihak Israel beberapa bulan lalu mencantumkan sejumlah pelanggaran yang telah dilakukannya di Jalur Gaza. Beberapa di antaranya adalah  penggunaan bom di daerah berpenduduk, upaya merekrut anak-anak sebagai informan perang, dan memanfaatkan anak-anak sebagai tameng manusia.

Agresi Israel ke Jalur Gaza yang tak kunjung berhenti sejak 7 Oktober 2023 telah menyebabkan 36.654 warga Palestina. Dari total korban tercatat sebanyak 15.500 anak-anak dan 10.300 wanita terbunuh dan 83.309 lainnya cedera. Jumlah tersebut kemungkinan besar bertambah karena ribuan korban lainnya masih terjebak reruntuhan bangunan dan belum dapat dievakuasi akibat ancaman serangan Israel.

Reporter: Antara