Kementerian Pertahanan Cina menyatakan bahwa negara tirai bambu tersebut mulai latihan militer gabungan dengan Rusia di laut pada awal Juli.
"Latihan yang dinamai Joint-Sea 2024 itu diadakan di perairan dan wilayah udara yang berdekatan dengan Zhanjiang, yang berlokasi di selatan Provinsi Guangdong, Cina," sebut pernyataan kementerian pada Jumat (13/7) waktu setempat, dikutip dari Anadolu.
Latihan tersebut dilaksanakan sesuai dengan rencana keterlibatan militer tahunan dan perjanjian bilateral antara angkatan bersenjata kedua negara.
"Manuver itu bertujuan untuk menunjukkan tekad dan kemampuan kedua belah pihak dalam mengatasi tantangan keamanan maritim dan menegakkan perdamaian dan stabilitas global dan regional secara kolektif," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok Zhang Xiaogang.
Dinilai Merupakan Balasan dari Kehadiran Militer AS
Namun, Jepang menyampaikan kekhawatiran yang serius mengenai latihan gabungan tersebut di dekat perbatasannya, dengan alasan masalah keamanan nasional.
Sejumlah analis memandang latihan bersama antara Cina dengan Rusia itu, selain sebagai wujud kemitraan strategis kedua negara, juga sebagai tanggapan atas kehadiran militer Amerika Serikat yang semakin meningkat.
Kapal perusak berpeluru kendali, fregat berpeluru kendali, dan pemasok telah berkumpul di pantai Selatan Tiongkok untuk berpartisipasi dalam latihan tersebut, menurut media pemerintah Tiongkok, CGTN.
Joint Sea-2024 adalah bagian dari kolaborasi pertahanan reguler yang disepakati antara kedua negara, menurut kementerian.
"Putaran baru latihan angkatan laut ini akan semakin memperdalam kemitraan koordinasi strategis komprehensif Tiongkok-Rusia di era baru,” kata juru Zhang dikutip dari VOA.
Kota Zhanjiang, yang terletak di provinsi Guangdong di selatan Tiongkok, menghadap ke Laut Cina Selatan. Ini merupakan jalur perairan yang kontroversial di mana Tiongkok memiliki banyak sengketa wilayah dengan negara-negara tetangga, termasuk Filipina.