Situasi yang tidak menentu dan keadaan yang mengharuskan masyarakat berjibaku menghindari paparan virus Covid-19 mengakibatkan kelelahan dan kecemasan. Akhirnya, banyak orang yang mengalami gangguan kesulitan tidur selama pandemi.
Berdasarkan survei global yang dilakukan Philips, 71 persen responden di negara-negara Asia Pasifik mengalami gangguan tidur. Penyebabnya adalah kekhawatiran terkait pekerjaan atau tantangan finansial dan kecemasan membaca berita terkait virus Corona. Hal ini disebut dengan Coronasomnia, atau kondisi susah tidur karena pandemi Covid-19.
Melansir dari Sleep Foundation, gejalanya Coronasomnia adalah kesulitan tidur, stres, cemas, depresi, jadwal tidur tertunda, mengantuk di siang hari, sulit fokus, dan suasana hati yang buruk.
Beberapa faktor penyebabnya adalah hilangnya rutinitas sehari-hari, peningkatan konsumsi media, tekanan keuangan, stres emosional, adanya jarak dengan orang lain, ketidakpastian, hingga kekhawatiran profesional.
Dokter Spesialis Kesehatan Tidur Andreas Prasadja dalam sebuah webinar beberapa bulan lalu mengatakan, Coronasomnia bukan diagnosis penyakit. Sebab, Covid-19 tidak menyebabkan insomnia.
"Coronasomnia lebih disebabkan isolasinya, seperti orang yang kerja di rumah, banyak mengalami insomnia," katanya.
Untuk mengatasinya, terdapat beberapa langkah. Pertama, tingkatkan higienitas tidur (sleep hygiene). Caranya konsisten dengan jadwal tidur, hindari tidur siang lebih dari 20-30 menit, dan pastikan mendapat paparan sinar matahari yang cukup.
Selain itu, membuat kamar tidur gelap, sunyi, dan sejuk, mengurangi konsumsi alkohol, membatasi asupan kafein, dan makan malam lebih awal.
Kedua, tetapkan rutinitas harian. Rutinitas memberi isyarat pada otak kapan waktu makan, bekerja, hingga merasa waspada dan lelah. Hal ini dapat memberikan rasa normal, sehingga dapat mengurangi stres. Dalam rutinitas harian, usahakan tambahkan kegiatan jalan pagi untuk dapat menjernihkan pikiran dan memberi energi baru untuk memperkuat siklus tidur.
Ketiga, olahraga tiap hari. Olahraga rutin dapat membuat tidur lebih nyenyak dan meredakan stres juga kecemasan. Usahakan berhenti berolahraga satu jam sebelum tidur.
Keempat, jernihkan pikiran di malam hari. Tentukan waktu untuk merasakan kekhawatiran dan tuliskan apa yang dirasakan. Hal ini mampu menghilangkan pikiran negatif dan merasakan kembali emosi positif. Jadwalkan kegiatan tersebut beberapa jam sebelum tidur.
Kelima, beristirahat dari berita di media. Berita yang mengkhawatirkan dapat mengaktifkan sistem saraf simpatis. Selain itu, membaca berita dari ponsel dapat membuat mata menyerap cahaya lebih dan dapat mengganggu tidur.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan