Monolog Adalah Sandiwara dengan Pelaku Tunggal, Ini Penjelasannya

Pexels.com/Cottonbro
Ilustrasi pentas drama.
Penulis: Husen Mulachela
Editor: Safrezi
26/1/2022, 14.20 WIB

Bagi yang pernah atau sedang berkecimpung di dunia seni peran, mungkin sudah tak asing lagi dengan istilah yang satu ini, monolog. Monolog adalah istilah yang sering dilontarkan dalam dunia seni peran. Kata ini merujuk pada dialog yang tidak perlu dilakukan oleh dua atau lebih orang, melainkan hanya satu tokoh saja.

Pengertian Monolog

Apabila ditinjau dari segi bahasa, kata monolog sebenarnya merupakan serapan dari bahasa Yunani, yakni 'Mono' dan 'Legein', yang berarti 'berbicara sendiri'.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), monolog adalah pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri, adegan sandiwara dengan pelaku tunggal yang membawakan percakapan seorang diri.

Beberapa ahli juga turut mengemukakan pendapatnya tentang pengertian monolog. Nathan Alterman, misalnya. Penyair, pengarang drama, dan wartawan asal Israel ini menyebut monolog atau monodrama sebagai drama satu orang yang bisa menjadi bentuk teater yang kuat.

Selain Alterman, pengarang kisah cinta populer "Romeo & Juliet (1597)", William Shakespeare menyimpulkan monolog sebagai pelakon yang menggungkapkan pikiran dan perasaan tanpa kehadiran pelakon lainnya.

Sementara itu, menurut seniman teater Nano Riantiarno, monolog adalah tradisi, monodrama yang diadaptasi dari Yunani Klasik. Kemudian, seiring waktu dikembangkan oleh Shakespeare dalam banyak bentuk drama.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa monolog adalah monodrama yang biasanya dilakukan oleh seseorang yang berbicara sendiri di hadapan pemirsa.

Ciri-ciri Monolog

Sebuah lakon dapat dikatakan monolog jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Dilakukan oleh satu orang atau tanpa partner.
  • Berisi perpaduan dari sebuah teks yang berasal dari pendapat seseorang. Bisa dengan panduan naskah dan bisa juga tidak direncanakan.
  • Menggunakan pesan narasi deskriptif dengan tema tertentu yang sudah ditetapkan.
  • Berisi penjabaran dengan konsisten dan menghubungkannya menjadi sebuah pesan yang bisa ditangkap maknanya.
  • Sering digunakan dalam seni peran dan seni teater.
  • Mengajak audiens berinteraksi dengan memberikan kesan terhadap aksi mereka.

Jenis-jenis Monolog

Mengutip Deepublish, monolog memiliki banyak variasi, di antaranya:

Monolog Storytelling

Monolog jenis ini fokus pada cerita naratif. Narator diposisikan sebagai pendongeng yang menceritakan suatu kisah sekaligus mengikuti perubahan ekspresi yang diceritakan.

Monolog Topical

Monolog ini menekankan pada peristiwa sehari-hari. Monolog topical tidak sekadar menceritakan cerita keseharian, tetapi juga hasil pengamatan yang sudah dilakukan.

Monolog Naratif Biografis

Dalam monolog jenis ini, seorang narator dituntut untuk menceritakan kembali peristiwa aktual yang pernah dirasakan di masa lampau. Di sini, narator tidak menonjolkan karakter lain dalam cerita, melainkan murni hanya menceriakan dirinya sendiri.

Monolog Fictional Cracter-Driven

Monolog ini memberikan kebebasan kepada narator untuk bercerita berdasarkan daya imajinasinya. Di sini, narator bisa menonjolkan lebih dari satu karakter.

Monolog Realitas

Monolog ini berbasis realita. Narator mengacu pada pengalaman cerita nyata yang pernah digunakan. Monolog ini tidak cuma disampaikan secara lisan, tapi bisa melalui jepretan foto, teks, video dan sebagainya.

Teknik Monolog

Untuk dapat membawakan monolog dengan baik, ada beberapa teknik yang dapat diterapkan, yaitu:

  • Menggunakan kompilasi dari teks dan ekspresi yang berkesuaian. Jika belum terbiasa bermonolog, bisa dilakukan dengan menghafalkan teks, kemudian memeragakannya dengan suara dan mimik tertentu yang mencerminkan perasaan monolog tersebut.
  • Fokus pada pesan yang disampaikan. Untuk menyampaikan pesan dengan baik kepada audiens bisa menggunakan alat peraga yang berhubungan dengan monolog.

Contoh Monolog

Aku Si Kosong

Karya: Chairil Anwar

Hahahahaha...

Enak jadi kalian..

Kalian itu bebas, kalian bisa melakukan apa saja yang kalian mau. Sedangkan, aku hanya si kosong. Aku anak yatim piatu/aku tidak memiliki siapa pun di dunia ini.

Hidupku terasa suram. Tak ada satupun orang yang mau menemani diriku. Dulu, iya itu dulu. Dulu aku memiliki keluarga yang sangat sayang padaku.

Tetapi, tetapi karena keegoisan yang aku miliki semuanya jadi hancur. Orangtuaku menderita. Sampai ia meninggalkan diriku.. Ayah, ibu, maafkan aku! Maafkan aku yang telah durhaka padamu. Maafkan akuuuuu..

Maafkan akuuuu. Aku menyesal. Aku menyesal Tuhan. Tolong Tuhan. Tolong kembalikan duniaku seperti dulu. Aku rindu. Aku rindu sosok yang memperhatikan diriku. Aku rindu. Aku sangat rindu Tuhaaaaaannn.

Semua terlihat gelap. Semua gelap, aku tak tahu harus berbuat apa. Aku bingung. Aku bingung harus ke mana. Ayah, ibu, tolong akuuu. Maafkan aku. Aku sangat menyesal. Maafkan aku, maafkan aku, aku selalu berpikir buat apa aku hidup di dunia ini, buat apa, kalau tak ada satupun orang yang sayang padaku. Buat apaaaaaa.

Lebih baik aku ikuti saja orangtuaku agar aku bisa berkumpul. Aku bisa berkumpul dengannya. Tuhan maafkan aku, maafkan jika cara ini, cara ini salah. Maafkan aku aaaaahhhh.