Bantuan Sembako Ditaksir Tak Cukup, Kelompok Miskin Terancam Kelaparan

ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/foc.
Penjual melayani pembeli di salah satu toko sembako di Pasar Terong, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020). Ekonom memperkirakan bantuan bahan pokok tidak mencukupi kebutuhan masyarakat miskin terdampak pandemi Covid-19.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
8/4/2020, 21.58 WIB

Pemerintah pusat telah menambah manfaat kartu sembako menjadi Rp 200 ribu per keluarga per bulan selama 6 bulan untuk mengatasi dampak sosial penyebaran wabah Covid-19. Namun, ekonom memperkirakan bantuan bahan pokok tersebut tidak mencukupi, terutama bagi pemerintah daerah yang tak bisa menyediakan tambahan dana sembako.

Akibatnya, kondisi tersebut dapat mengancam kelompok miskin dan rentan miskin mengalami kelaparan.

"Bila dalam waktu 1-3 bulan situasi (corona) tidak ada perkembangan, bisa jadi ada bahaya kelaparan karena mereka tidak bisa mengakses makanan secara cukup," kata Direktur Eksekutif Institute Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad dalam video conference, Rabu (8/4).

(Baca: Ekonom Tuding Skema Bantuan Tak Jelas, PSBB Jakarta Rawan Konflik)

Menurutnya, hal tersebut tidak menjadi masalah bagi pemerintah daerah yang menambah anggaran sembako, seperti pemerintah provinsi DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya telah menjanjikan 3,7 juta keluarga miskin dan rawan miskin di Jakarta untuk mendapat bantuan Rp 1 juta per keluarga per bulan selama dua bulan.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika