KETIMPANGAN: Isu Ketimpangan Sosial dan Ekonomi Hari Ini

Hasil kajian INFID terkait progres capain tujuan Indonesia terkait pembangunan berkelanjutan atau SDG's menunjukkan tujuan pendidikan mengalami kemajuan progresif.

Pasca-krisis ekonomi 1998, kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dapat memacu perekonomiannya lebih cepat sehingga menyebabkan tingkat ketimpangan ekonomi di Indonesia makin lebar.

BPS mencatat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia menurun meski belum kembali ke level sebelum pandemi Covid-19.

Ekonom menilai akselerasi digital yang terjadi di Indonesia selama pandemi belum berhasil meningkatkan pendapatan per kapita.

Sosiolog menilai revolusi industri 4.0 mendatangkan ancaman melebarnya kesenjangan ekonomi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, ada beberapa daerah yang 100% penduduknya mendapat akses air minum layak. Namun, masih ada daerah yang hanya 1% penduduknya mendapat akses air minum layak.

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan, pemerintah harus membangun sistem redistribusi kekayaan demi kepentingan keadilan sosial dan kemakmuran bersama.

Jumlah orang kaya di Indonesia terus bertambah di tengah pandemi Covid-19. Credit Suisse menyebutkan terdapat terdapat 171,7 ribu orang yang memiliki kekayaan bersih di atas US$ 1 juta pada 2020.

Penghasilan orang kaya tidak terpengaruh signifikan selama pandemi Covid-19, justru bertambah. Sedangkan kemampuan orang miskin untuk bertahan hidup sangat sulit.

BPS mencatat, tingkat ketimpangan ekonomi atau rasio gini secara nasional menurun pada Maret 2021 dibandingkan September 2020. Namun, ketimpangan di perkotaan masih menunjukkan tren kenaikan.

Pemerintah akan mengarahkan kebijakan pembangunan wilayah pada tahun 2022 untuk membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa.

Rasio ketimpangan menunjukkan peningkatan dibandingkan pada masa awal pandemi atau Maret 2020 sebesar 0,381, dari sebelumnya pada September 2019 mencapai 0,380.

Pemerintah telah menerjunkan pasukan TNI-Polri untuk menjaga keamanan di Papua.

Global Food Security Index (GFSI) mencatat status ketahanan pangan Indonesia terus meningkat dari 2015 hingga 2019.

Daya beli masyarakat menengah bawah yang merosot lebih dalam dibandingkan kelompok menengah atas berpotensi memperlebar jurang ketimpangan pendapatan.