Produsen Rokok Lucky Strike dan Dunhill Ikut Kembangkan Vaksin Corona

ANTARA FOTO/Moch Asim
Penelitian ciran struktur pernapasa dari Professor Nidom Foundation di Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2/2020). Raksasa tembakau dunia yakni British American Tobacco ikut mengembangkan vaksin virus corona.
2/4/2020, 12.06 WIB

Perlombaan untuk mengembangkan vaksin virus corona Covid-19 tak hanya menjadi ranah akademisi dan perusahaan farmasi. Produsen rokok Lucky Strike dan Dunhill yakni British American Tobacco (BAT) menyatakan sedang membuat antivirus serupa berbasis tanaman tembakau.

Pengembangan dilakukan anak usaha BAT yang bergerak di bidang bioteknologi yakni Kentucky BioProcessing. Perusahaan ini sebelumnya ikut mengembangkan vaksin ZMapp untuk menangkal virus ebola tahun 2014.

“Ini adalah pekerjaan yang menantang, tetapi kami percaya telah membuat terobosan signifikan dengan platform teknologi di fasilitas pengolahan tembakau kami,” kata Direktur Riset BAT David O’Reilly dikutip dari CNN, Kamis (2/4).

(Baca: Enam Kandidat Vaksin Virus Corona Sedang Dikembangkan, Ini Daftarnya)

Perusahaan yang berlokasi di Kentucky, Amerika Serikat ini menjelaskan mekanisme pembuatan vaksin COvid-19. Mereka mengkloning sebagian urutan genetik virus corona dan menyuntikkannya ke tanaman tembakau.

Tujuannya untuk mengetahui pembentukan antigen atau zat untuk merangsang kekebalan dalam organisme. Setelah tanaman,  BioProcessing sedang menguji vaksin pada tikus sebelum uji coba klinis di tubuh manusia.

O’Reilly mengatakan pihaknya sedang menjajaki kemungkinan kerja sama dengan otoritas pemerintah untuk uji coba klinis. Jika semua  berjalan lancar, targetnya mereka bisa memproduksi 3 juta vaksin pada bulan Juni mendatang.

“Saya berharap (kepentingan) politik (terkait) tembakau tak mengganggu dan orang akan menentukan apakah teknologi kami bisa membantu atau tidak,” katanya.

Selain BAT, beberapa perusahaan lain yang siap dan tengah melakukan uji coba adalah Moderna, Sanofi, CanSino Bio-B, Pfizer, serta BioNTech.

(Baca: Peneliti Tiongkok: Virus Corona Bermutasi, Bisa Bertahan 49 Hari)