Pemerintah mulai melakukan rapid test atau memeriksa orang yang terinfeksi virus corona atau Covid-19 pada Jumat (20/3) sore. Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyatakan, pemeriksaan ini akan diprioritaskan di wilayah yang menurut hasil pemetaan terindikasi rawan terinfeksi corona.
"Kami prioritaskan menurut hasil pemetaan menunjukkan indikasi yang paling rawan di Jakarta Selatan," kata Jokowi melalui video conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (20/3).
Presiden mengatakan, pemetaan ini didasari pada penelusuran kontak dengan pasien-pasien yang telah dinyatakan positif corona sebelumnya. Rapid test nantinya dilakukan dengan mendatangi rumah ke rumah oleh petugas kesehatan, baik dari rumah sakit maupun puskesmas.
(Baca: Tes Massal Segera Dilakukan, Pasien Corona Berpeluang Dirawat di Rumah)
Dengan adanya pemeriksaan rapid test, Jokowi berharap orang-orang dengan indikasi awal terinfeksi corona akan segara ditemukan. Dengan demikian, mereka dapat dirawat di rumah sakit atau melakukan isolasi secara mandiri.
Sekadar informasi, rapid test dilakukan dengan mengambil sampel darah untuk diuji imunoglobulinnya. Pemeriksaan ini disebut lebih cepat dibanding test swab yang selama ini digunakan.
Meski demikian, pengujian menggunakan rapid test hanya bisa berhasil pada orang yang terinfeksi virus corona selama sepekan atau lebih. “Jika belum terinfeksi atau terinfeksi kurang dari sepekan, kemungkinan pembacaan imunoglobulinnya akan berikan gambaran negatif,” kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto di Gedung BNPB, Jakarta, Rabu (18/3).
Melalui rapid test, hanya pasien corona dengan kondisi sakit sedang hingga berat yang mendapatkan pelayanan rumah sakit. Sementara, pasien dengan gejala ringan akan diminta melakukan isolasi mandiri.
(Baca: Hadapi Corona, Sri Mulyani Bebaskan Bea Masuk Obat hingga Bahan Vaksin)
Walau begitu, penderita corona yang mengisolasi diri di rumah juga tetap dipantau oleh puskesmas setempat. Mereka juga bisa berkonsultasi dengan dokter terkait kondisi kesehatannya lewat aplikasi Halodoc.
“Kami desain sehingga pemeriksaan massal diikuti langkah sosialisasi, edukasi cara isolasi diri, monitoring, dan konsultasi melalui Halodoc,” kata Yurianto.
Hingga Jumat (20/03), jumlah pasien yang terinfeksi virus corona (Covid-19) bertambah menjadi 369 orang. Lihat grafik pada Databoks berikut ini:
Sebanyak 32 orang di antaranya meninggal dan 17 pasien dinyatakan sembuh. Korban meninggal terbanyak berada di DKI Jakarta sebanyak 18 jiwa. (Baca: Melawan Virus Corona dari Rumah)